P3M.OR.ID. Selain Kampung Gelgel di Klungkung, Bali mempunyai peninggalan Islam yang tua. Salah satunya adalah Pesantren Mambaul Ulum Jembrana Bali. Pesantren ini berdiri pada 11 Agustus 1930. Hingga sekarang pesantren terletak di Loloan Tim. Jembrana, Kabupaten Jembrana, terus berkembang.
Menengok sejarahnya, pesantren Mambaul Ulum ini berdiri atas prakarsa KHR. Ahmad al-Hadi. Ulama asal Semarang ini mendapat perintah untuk bertemu ke Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad seorang ulama yang ada di Loloan Timur, Jembrana.
Sosok Kiai Ahmad diketahui merupakan putra dari Kiai Dahlan Falak dan Nyai Ummu Kulsum Semarang. Pria lahir tahun 1899 ini semasa mudanya pernah nyantri di Kiai Umar Sarang, Kiai Abdullah Tremas, Kiai Kholil Bangkalan dan Kiai Hasyim Asy’ari.
Salam Dari Kiai Kholil Bangkalan
Setelah bertemu, Kiai Ahmad kemudian menyampaikan salam Syaikhona Kholil Bangkalan. Salam dari ulama masyhur Madura itu membuat Tuan guru Muhammad bersyukur. Pasalnya salam dari Kiai Cholil adalah pertanda akan ada penggantinya dalam berdakwah di Bali. Apalagi dirinya telah lama menderita sakit.
Setelah pertemuan itu, KH. Ahmad al-Hadi bertemu dengan Datuk Hasan. Melalui tangan Datuk, Kiai Ahmad mendapatkan murid untuk pertama kali. Datuk Hasan sangat kagum akan kealiman utusan Kiai Kholil ini. Datuk Hasan yang seorang pedagang mempercayakan pendidikan anak-anaknya kepada Kiai Ahmad.
Setalah TGH Muhammad wafat kaum Muslimin setempat meminta KH. Ahmad al-Hadi untuk menggantikan sebagai pemuka Muslim Jembrana. Sejak saat itu Kiai Ahmad menetap di Kampung Timur Sungai untuk mengajarkan ilmu agama. Kiai Al-Hadi wafat pada tahun 1976, dan makamnya berada di depan Masjid Agung Loloan Timur Jembrana
Pada mulanya, aktivitas dakwahnya dipusatkan di Masjid Bait al-Qadim. Setahun kemudian bermukim di Kampung Timur Sungai dan mendirikan pondok pesantren Manba’ul Ulum. Sejak tahun 1980 Pondok Pesantren Manba’ul Ulum masuk dalam lingkup Yayasan Madani. Saat ini Pesantren Manba’ul Ulum telah memiliki beberapa lembaga pendidikan seperti Madarasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madarasah Aliyah (MA). Selain itu juga ada Tahfidz Al-Qur’an dan Play Group. Pesantren Mambaul Ulum juga memiliki fasilitas sebagai sarana penunjang kegiatan pendidikan, antara lain pondok, laboratorium komputer, perpustakaan, gedung olahraga dan fasilitas penunjang lainnya. Menurut H. Muhammad Zakihar, pendirian Pondok Pesantren ini bertujuan untuk mencerdaskan generasi Islam yang berilmu dan berakhlak. Sedangkan kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren ini sejak adanya SKB 3 Menteri, dirancang lebih terbuka dengan mengakomodir mata pelajaran ilmu pengetahuan umum.