Selamat Idul Fitri 1446H
KabarKabar TerkiniPilihan Editor

Pemerintah Dorong Transformasi Pesantren Hadapi Tantangan Zaman

40
×

Pemerintah Dorong Transformasi Pesantren Hadapi Tantangan Zaman

Sebarkan artikel ini
pesantren adalah kunci kemajuan bangsa
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Pesantren harus bangkit dan menjadi pemimpin perubahan masa depan. (Foto dok. kemenag)

P3M.OR.ID. Lembaga pendidikan pesantren memegang peranan strategis pembangunan Indonesia. Pesantren menjadi salah satu kunci untuk membawa Indonesia maju. Hal ini berdasarkan pada potensi besar pesantren dalam membangun bangsa. Namun, transformasi menjadi syarat mutlak agar pesantren tetap relevan. Pandangan ini datang dari beberapa pejabat pemerintah saat menjadi pembicara dalam International Conference on the Transformation of Pesantren atau Internasional Transformasi Pesantren di Hotel Sahid Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yulianto yakin dengan peran sentral pesantren. Menurutnya, pesantren adalah pilar pendidikan penting di tanah air.
“Kami yakin pesantren sebagai salah satu pilar pendidikan penting di tanah air akan menjadi kunci Indonesia maju,” ujar Mendiktisaintek. Brian menyoroti rekam jejak pesantren yang terbukti. Lembaga ini konsisten mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul. Para santri tidak hanya cerdas secara intelektual. Mereka juga memiliki karakter dan akhlak yang baik. Modal ini sangat vital untuk kemajuan sebuah negara.

Peran Penting Pesantren

Ia juga melihat peran vital pesantren dalam membentuk semangat juang. Pesantren menanamkan etos kerja tinggi dan kegigihan. Hal ini penting ditanamkan sejak usia dini. Dengan begitu, Indonesia bisa meniru negara maju lainnya. Jepang, Korea Selatan, dan China bangkit dari masa sulit. Mereka berhasil karena disiplin dan kerja keras warganya.
Lebih lanjut, Brian menyoroti model pendidikan di pesantren. Sosok teladan atau role model menjadi aspek krusial.

“Role model ini penting mengingat kompleksitas tantangan pendidikan anak usia sekolah saat ini, mulai dari pengaruh media sosial yang kuat hingga game online. Keberadaan sosok kiai dapat menjadi benteng moral dan intelektual bagi para santri,” katanya. Pemerintah pun menunjukkan komitmennya dengan mengundang pesantren untuk aktif dalam penyusunan UU Sisdiknas. Tujuannya adalah memastikan kesetaraan lembaga pendidikan. “Kami ingin memastikan jika pesantren benar-benar menjadi lembaga pendidikan yang mempunyai kedudukan yang sama dengan lembaga pendidikan lain, yakni dengan pengakuan dan dukungan yang setara untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.

Tantangan Zaman: Pesantren Harus Pimpin Perubahan

Sementara itu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengajak pesantren bangkit. Ia mendorong pesantren untuk menjadi pemimpin perubahan masa depan. Menurutnya, pesantren tidak boleh lagi hanya menjadi penonton. “Dalam 10 tahun terakhir ini telah terjadi perubahan dramatis. Terjadi berbagai tantangan yang banyak, temuan-temuan teknologi baru, baik yang berbasis teknologi mesin maupun teknologi informasi,” kata Cak Imin.

Pria yang juga menjabat Menko Pemberdayaan Masyarakat ini menyebut perubahan terjadi sangat cepat. Hampir semua sektor tergagap dan harus menyesuaikan diri. Perubahan ini mencakup cara kerja, tata kelola, dan manajemen. “Perubahan yang dramatis, misalnya perubahan teknologi, yang mau tidak mau, kita harus melakukan evaluasi. Pemerintah juga harus menyesuaikan cara kerja dan program,” terang Gus Imin. dalam acara yang digelar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Ia menegaskan, pesantren memiliki pengalaman panjang. Mereka telah teruji menghadapi berbagai zaman. Mulai dari penjajahan, kemerdekaan, hingga reformasi. Kini, saatnya pesantren memimpin di era digital.”Berbagai perubahan itulah yang harus kita antisipasi. Pesantren harus melakukan perubahan dan menjadi pemimpin perubahan,” bebernya.

Menghadapi Era Algoritma Media Sosial

Cak Imin secara khusus menyoroti pengaruh teknologi. Ia menilai kemajuan teknologi sangat mempengaruhi metode dakwah. Kini, sumber dakwah tidak hanya datang dari para dai. Sumber dakwah modern berasal dari algoritma media sosial. “Algoritma inilah yang mempengaruhi kepada seluruh tingkat kesadaran, militansi, dan adaptasi masyarakat,” urainya.

Pengaruh algoritma ini adalah kenyataan yang tak terbantahkan. Cara berpikir dan perilaku masyarakat kini banyak terbentuk olehnya.
“Karena algoritma, sekali kita tonton video di media sosial, maka video itu yang akan muncul terus. Ketika kita menonton ceramah wahabi, maka itu yang akan muncul terus,” paparnya.
Menurut Cak Imin, bukan hanya pesantren yang gagap teknologi. Lembaga pendidikan lain juga belum sepenuhnya siap. Oleh karena itu, ia kembali menekankan pentingnya peran pesantren. “Di tengah kondisi itulah, pesantren harus bangkit dan memimpin perubahan dan di masa yang akan datang,” imbuh politikus asal Jombang itu.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *