KabarKabar PesantrenPilihan Editor

Ketua PBNU Sebut Pentingnya Pesantren Melakukan Transformasi ke Sistem Global

179
×

Ketua PBNU Sebut Pentingnya Pesantren Melakukan Transformasi ke Sistem Global

Sebarkan artikel ini
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf (Foto dok.nu.or.id)

 “Semua hal yang menjadi keluhan kita hari ini tentang pesantren, ini persoalannya adalah bagaimana pesantren terintegrasi ke dalam sistem modern,” ujar Gus Yahya di Yogyakarta.

P3M.OR.ID. Transformasi pesantren agar terintegrasi dengan sistem global sekarang ini menjadi sangat penting. Hal ini perlu karena pesantren saat ini harus mempunyai jawaban jernih untuk menghadapi tantangan yang terkait dengan pendidikan pesantren dalam skala internasional. Selain itu ointegrasi pesantren merupakan tuntutan zaman.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). “Semua hal yang menjadi keluhan kita hari ini tentang pesantren, ini persoalannya adalah bagaimana pesantren terintegrasi ke dalam sistem modern,” ujar Gus Yahya di Yogyakarta.

Menurutnya transformasi pesantren meniscayakan penentuan akan hal-hal yang perlu dipertahankan dan dibutuhkan pesantren. “Kemudian kita kan harus berpikir mana yang harus dipegangi? Jangan sampai hilang, tapi bagaimana kita pada saat yang sama bisa berintegrasi ke dalam sistem untuk memperoleh insentif-insentifnya,” ungkapnya.

Gus Yahya menyebut integrasi pesantren merupakan sebuah tuntutan zaman. Karena itu, Gus Yahya mengajak para kiai, bu nyai, dan akademisi untuk memikirkan langkah yang patut dilakukan untuk mengintegrasikan pesantren ke ranah global. “Semua sekarang di masa globalisasi ini kita tidak punya pilihan lain selain mengintegrasikan diri ke dalam sistem global. Ini harus kita pikirkan, bagaimana pesantren kemudian posisinya ada di tengah-tengah konteks realitas ini,” dalam Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan.

Kerjasama dengan Pesantren

Dalam kesempatan yang sama, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi Hasan mengungkapkan bahwa instansinya merupakan bagian dari pesantren di Indonesia. Norhadi juga mengungkapkan riwayat kerja sama yang terjalin antara UIN Sunan Kalijaga dengan pesantren-pesantren sekitar. Salah satunya adalah penamaan gedung-gedung hingga kiprah KH Ali Maksum Krapyak di kampus itu. “Artinya memang kerja sama antara UIN, kiai dan pesantren tidak bisa dipisahkan sejak lama,” katany melansri laman nu.or.id.

Lebih lanjut Noorhadi berharap kerja sama antara PBNU dengan UIN Sunan Kalijaga tidak berhenti dalam seminar kepesantrenan saja. Ia sendiri mengaku bersedia untuk berkolaborasi dalam memperbaiki sistem pendidikan. Hal ini lantaran pesantren menjadi pilar penting bagi pendidikan Islam. “Karena pesantren adalah pilar penting dari pendidikan Islam, yang tidak terpisahkan dari pendidikan di Indonesia,” jelasnya dalam acara yang berlangsung di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Rabu (8/1)

Pada acara dengan Transformasi Pesantren: Merawat Spiritualitas untuk Kemajuan Pendidikan Pesantren tampak hadir A’wan PBNU Nyai Ida Fatimah Zainal, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Hodri Arief. Selain itu juga ada Prof Machasin, serta sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga. Acara berlangsung secara daring dengan 110 peserta dari unsur pimpinan pesantren, serta RMI PWNU dan PCNU se-Indonesia.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *