Pesantren merupakan benteng yang kokoh dalam mempertahankan budaya terutama akhlaq al karimah. Tanpa pesantren, kita tidak tahu bagaimana akhlak generasi muda.
P3M.OR.ID. Ada tiga keunggulan pesantren menurut KH Said Aqil Siroj. Pertama adalah pesanteren mengajarkan akhlaqul karimah. Kedua pesantren mengajarkan ilmu -ilmu agama Islam secara mendalam. Dan ketiga membimbing santri untuk dapat menyaring kebenaran sebuah berita atau informasi.
Hal tersebut dikatakan Kiai Said saat Haul Akbar KH Ahmad Djazuli Utsman yang ke-50 di pendopo Pondok Pesantren Al-Falah Ploso beberapa waktu lalu. “Pesantren merupakan alkhisnul khasin, benteng yang kokoh, litsaqofa wal hadoroh, mempertahankan budaya terutama akhlaq al karimah. Tanpa pesantren, kita tidak tahu bagaimana akhlak generasi muda, anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.
Kemudian Kiai Said menjelaskan keunggulan pesantren lainnya adalah juga mengajarkan pembinaan taqwa dan cinta kepada Nabi Muhammad. Hal ini diterapkan dalam pendidikan dengan cara bertahap dan kontekstual. “Hanya di pesantren, semua ilmu untuk mempelajari agama Islam diajarkan secara lengkap dan tuntas. Ilmu yang dipelajari juga langsung dipraktikkan dalam tindakan, secara ajeg, konsisten, alias istiqamah,” ujarnya.
Bangga Jadi Santri
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan alasan penting mengapa pesantren merupakan tempat terbaik untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam dan konsisten kepada generasi muda Indonesia. Hal ini disampaikannya pada Haul Akbar KH Ahmad Djazuli Utsman yang ke-50 di pendopo Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Ahad (14/06/2024).
“Banggalah menjadi santri. Tanpa pesantren, Islam hanya nama. Pesantren berjasa menjaga orisinalitas Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam,” pungkasnya. Kyai Said Aqil Siradj menambahkan bahwa pesantren adalah tempat yang sempurna untuk mempelajari agama Islam secara lengkap dan mempraktekkannya dengan ajeg dan konsisten. Ia menekankan pentingnya mencintai pesantren dan mendidik anak-anak dengan cara pesantren, bahkan memasukkan mereka ke pesantren jika memungkinkan. “Santri dan alumni harus bangga pada pesantren dan istiqomah menjalankan pola hidup yang diajarkan,” katanya dikutip dari laman nu.or.id.
Dalam acara tersebut tampak hadir KH Kafabihi Mahrus, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang; Miftah Maulana Habiburrahman, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman. Selain itu juga ribuan santri dan alumni Pesantren Al-Falah Ploso, serta wali santri dan masyarakat.