Dalam peringatan 2 Abad pesantren tremas Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakin bahwa pesantren tersebut akan mendunia
P3M.OR.ID. Saat memberikan kuliah umum Pondok Pesantren Tremas, Pacitan, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakin bahwa pesantren tersebut akan mendunia. Dalam kesempatan tersebut SBY berterima kasih pada Pesantren Tremas dalam pengabdian kepada bangsa dan negara, sebelum dan sesudah Indonesia merdeka.
“Saya ikut mendoakan agar Pondok Tremas bukan hanya makin mengakar, mekar dan makin menyebar, tapi akan tumbuh menjadi perguruan Islam yang memiliki kelas baik nasional, dan insyaallah berkelas dunia, ” tambahnya. Kuliah Umum SBY di Ponpes Tremas tersebut merupakan rangkaian peringatan 2 abad lembaga pendidikan Islam tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, SBY menyoroti tiga hal penting di era globalisasi saat ini. Pertama, potensi gangguan dan ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas. Ia kemudian mencontohkan perang antara Rusia dan Ukraina hingga konflik timur tengah yang meluas.
Tiga Pesan SBY
“Belum di kawasan kita. Di Asia Timur antara Taiwan dengan Tiongkok. Di laut Tiongkok Selatan banyak konflik. Kalau ini makin menjadi-jadi akan menimbulkan ancaman keamanan,” ujarnya. Untuk itu SBY menegaskan bahwa pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki cara dan solusi agar Indonesia terhindar dari dampaknya. Terutama dampak ekonomi akibat terganggunya stabilitas kawasan.
Kedua, SBY menyebut bahwa gejolak ekonomi dunia menimbulkan krisis dan Indonesia akan terkena imbas. Untuk itu pemerintahan mendatang harus mengetahui tren ekonomi dunia yang cenderung labil. “Kembali bagaimana sesuai dengan mandat yang kita berikan kepada beliau-beliau itu, carilah jalan, carilah solusi. Bikin kebijakan dan jalankan. Meskipun ekonomi global tidak bersahabat, Insya Allah ekonomi Indonesia masih terjaga,” ungkapnya.
Dan yang ketiga, lanjut SBY adalah ancaman terhadap lingkungan. Menurutnya adanya pemanasan global berdampak pada perubahan iklim dan makin seringnya terjadi bencana alam. Jika masyarakat dunia tidak bergerak bersama, masa depan manusia akan gelap. “Manusia tidak akan bisa hidup lagi di bumi karena pemanasan global yang menjadi-jadi,” ucap SBY. Oleh karena itu pemimpin Indonesia harus ikut aktif menyelamatkan bumi serta Tanah Air Indonesia.
Secara khusus, SBY juga bersyukur bisa kembali ke tanah kelahirannya pada 9 September 1949 lalu di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari. “Disamping kembali ke pondok dengan reputasi gemilang dalam pengembangan perguruan Islam di Indonesia, saya bisa datang ke titik atau ke rumah saya dilahirkan 75 tahun yang lalu. Sekarang rumah tersebut menjadi mushola, tentu menjadi tetenger (pengingat) yang indah,”kata SBY. Dalam kesempatan itu juga turut hadir ribuan santri Pondok Tremas dan perwakilan sekitar 30 Pondok Pesantren se-Kabupaten Pacitan.