P3M. OR.ID. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) kembali mengukuhkan komitmennya untuk menjagta lingkungan. Bersama Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) kembali memulai sebuah inisiatif penting. Program pengelolaan sampah berbasis pesantren kini resmi memasuki tahap kedua dengan melibatkan 5 pondok pesantren terpilih menjadi mitra.
Fase persiapan berlangsung dari tanggal 2 hingga 6 September 2025. Ini menjadi langkah awal dari kegiatan berkelanjutan. Program ini akan berjalan selama enam bulan ke depan. Ini adalah bagian dari kepedulian P3M dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Dua Tujuan Utama Fase Persiapan
Fase persiapan ini memiliki dua tujuan strategis. Pertama, P3M memohon izin dan doa restu. Dukungan dari pengasuh pesantren sangatlah penting. Ini demi keberhasilan dan kerinduan program. Doa dan dukungan mereka menjadi kunci utama.
Kedua, tim P3M aktif membuatgaris dasardata. Mereka memetakan kondisi persampahan di setiap lokasi. Pemetaan ini krusial untuk pemahaman awal.
“Program pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan secara instan,” ujar Fitria Aryani. Beliau adalah Manajer Program Pengelolaan Sampah P3M. “Langkah awal yang paling krusial adalah memahami karakteristik.” Fitria melanjutkan, “Kebiasaan, dan tantangan yang dihadapi setiap pesantren harus kita ketahui.” Datagaris dasarmenjadi pijakan yang kuat. Ini untuk merancang program yang tepat sasaran. Program harus efektif dan sesuai nilai pesantren.
Lima Pesantren Mitra Program Percontohan
Kolaborasi program ini melibatkan lima pesantren. Mereka tersebar di beberapa wilayah yaitu Pesantren Denanyar di Jombang, Jawa Timur, Pesantren Nurul Islam (NURIS) di Jember, Jawa Timur. Kemudian Pesantren Siroojut Tholibin Brabo di Grobogan, Jawa Tengah. dan Pesantren Askhabul Kahfi di Semarang, Jawa Tengah. selain itu juga Pesantren Cijawura di Bandung, Jawa Barat. “Nantinya hasilpersiapanmenjadi bahan kajian awal,” kata Fitria
Selama kunjungan, tim P3M berinteraksi langsung. Mereka bertemu dengan pengasuh dan pengurus pesantren. Mereka juga berkeliling lokasi. Tujuannya untuk mengidentifikasi titik-titik sampah. Jenis sampah terbanyak juga diidentifikasi. Ini meliputi organik, anorganik, dan residu. Infrastruktur yang ada juga diperiksa. “Hal ini penting untuk mengukur perubahan,” ungkap Fitria Aryani. Perubahan itu akan terjadi pasca-implementasi program.
Membangun Ekosistem Pengelolaan Sampah Berbasis Pesantren
Program pengelolaan sampah ini akan berjalan enam bulan. Rencananya mencakup berbagai aktivitas. Pelatihan pemilahan sampah akan diberikan. Pembentukan pengurus bank sampah menjadi fokus. Pelatihan pengolahan sampah organik juga diberikan. Ini meliputi pembuatan kompos, maggot, dan eco-enzyme. selain itu terus melakukan kampanye untuk mengurangi sampah plastik. Kampanye ini mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Ini adalah lanjutan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Pesantren yang adalah hasil kerja sama P3M dan CCEP. “Untuk tahap awal sudah selesai dan alhamdulillah berjalan sukses,” ujarnya. Program ini menunjukkan kepedulian P3M dan CCEP Indonesia terhadap lingkungan dan menjadi bukti nyata kontribusi mereka.
Pengalaman Sukses P3M Sebelumnya
Sebelumnya, P3M memiliki rekam jejak yang baik. Mereka sukses dalam program pengelolaan sampah. Sepuluh pesantren telah merasakan manfaatnya.
Pesantren Nur el Falah di Serang menjadi salah satunya. Pesantren Al Muhajirin Purwakarta juga terlibat. Kemudian ada Pesantren Buntet Cirebon juga ikut serta. Di Jawa Tengah, ada Pesantren API Tegal Rejo. Lalu, Al-Ittihad Poncol Semarang dan Al Anwar 2 Sarang Rembang. Dari Yogyakarta adaPesantren Mlangi yang turut berpartisipasi.Di Jawa Timur, Pesantren Lirboyo Kediri. Kemudian Al Muhajirin III Tambak Beras Jombang. Terakhir, Pesantren Al Fattah La mongan.
Kisah sukses ini menunjukkan kapasitas P3M yang berkolaborasi dengan CCEP dan pesantren yang mampu menjalankan program pengelolaan lingkungan. Pengalaman ini menjadi modal penting. P3M siap menghadapi tantangan baru dalam menyelesaikan persoalan lingkungan. Kolaborasi dengan CCEP Indonesia dan pesantren akan semakin memperkuat hal tersebut Mereka berkomitmen menciptakan lingkungan pesantren yang bersih. Selain itu lingkungan yang sehat dan lestari menjadi impian. Maka tidak salah inisiatif ini adalah langkah konkret menuju tujuan itu.