P3M.OR.ID. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) akan mengadakan kegiatan Pengarusutamaan (Mainstreaming) Pengelolaan Sampah di Pesantren dan Masyarakat untuk pertama kali. Acara ini akan berlangsung di Pondok Pesantren Nur el Falah, Serang, Banten pada 8 November 2024.
Menurut salah satu panitia, Badrus Samsul Fata menyebut bahwa acara tersebut merupakan tindak lanjut dari workshop pengelolaan sampah di pesantren yang berlangsung beberapa waktu lalu. “ Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman santri dan pengurus pesantren tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Badrus, tujuan lainnya adalah mendorong partisipasi aktif santri dan pengurus dalam pengelolaan sampah di lingkungan pesantren. “Dan yang tidak kalah pentingnya adalah membentuk tim pengelola dan pengolah sampah di lingkungan pesantren. Selain itu juga membangun kerja sama antara pesantren dan masyarakat dalam pengelolaan sampah,” tambahnya.
Adanya acara tersebut dilatar belakangi oleh adanya peningkatan jumlah sampah tiap tahunnya. Badrus menyebut bahwa data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2023 menunjukkan bahwa total timbunan sampah mencapai sekitar 38 juta ton per tahun. “ Dari jumlah tersebut, hanya 13% yang berhasil dikurangi, sementara 48 % telah ditangani. Meskipun 61% dari total sampah terkelola, masih ada 38% atau sekitar 14.6 juta ton yang tidak terkelola dengan baik,” katanya.
Menurut Badrus Samsul Fata dari P3M, angka-angka ini mencerminkan tantangan besar dalam pengelolaan sampah di tingkat nasional. Selain itu menjadi cerminan bagi institusi pendidikan seperti pesantren dalam mengelola sampah mereka sendiri.
Badrus menambahkan jika setiap pesantren menerapkan praktik pengelolaan sampah yang baik, maka dampaknya akan sangat signifikan. “Penerapan prinsip pengelolaan sampah yang efektif di pesantren dapat memberikan pengaruh positif yang luas, tidak hanya bagi santri tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya,” ujarnya.
Survei P3M
Dalam riset P3M tahun 2024 terkait pengelolaan sampah di 10 pesantren dan masyarakat menunjukkan, banyak aktor pesantren yang masih kurang memahami cara pengelolaan sampah yang efektif. Selain itu, juga pesantren belum memiliki program pengelolaan sampah yang terstruktur. “ Mayoritas santri dan pengurus belum memiliki pengetahuan memadai tentang pemilahan sampah, daur ulang, dan pengurangan sampah. Padahal, pengelolaan sampah juga terkait erat dengan kebersihan yang notabene juga bagian dari ajaran Islam yang menjadi ciri keilmuan pesantren,” terangnya.
Adanya acara ini diharapkan mampu memperkuat peran pesantren sebagai pusat pendidikan yang peduli terhadap lingkungan. “Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan pesantren dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam mengatasi masalah lingkungan dan menginspirasi perubahan positif di masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan tercipta generasi santri yang tidak hanya berpengetahuan agama yang kuat, tetapi juga
memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi,” ungkapnya.
Kegiatan ini akan dihadiri 120 peserta perwakilan dari pengurus, santri, petugas kebersihan dan alumni. Selain itu juga ada 30 peserta mewakili beragam unsur masyarakat dan tiga narasumber. Adapun topik yang akan dibahas adalah Fiqh al-Bi’ah dan Etika lingkungan Perspektif Islam. Kemudian ada Pengenalan Dasar Manajemen Pengelolaan Sampah dan Program serta Kebijakan Pengelolaan Sampah yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Serang, Banten.
Kegiatan ini diprakarsai oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dengan 10 mitra pesantren jaringan pengelolaan sampah yang tersebar di sepuluh Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Coca-Cola Euro-Pacific Partners (CCEP) Indonesia