P3M.OR.ID. Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan inovasi terkait kemajuan pesantren. Salah satunya dengan memperkuat ekosistem ekonomi pesantren di seluruh Indonesia. terbaru Kemenag kini meluncurkan program “Kampung Keren” yang akan menjadi arah baru bagi inisiatif Pesantren Kemandirian.
Strategi inisiatif ini mengemuka dalam Evaluasi Program Pesantren Kemandirian. Acara tersebut berlangsung di Jakarta pada (10/7). Tujuan utama dari program Kampung Keren adalah membangun ekonomi umat yang solid dan mandiri berbasis lembaga pendidikan Islam. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menjelaskan hal penting. Menurutnya, kemandirian pesantren membutuhkan lebih dari sekedar modal usaha. Ia menekankan perlunya transformasi mentalitas yang kuat. Para pengasuh dan santri harus berani memulai dan membangun wirausaha. “Orang yang mempunyai minat dan keberanian akan mampu menghadapi risiko dan bangkit dari kegagalan. Ini adalah fondasi penting dalam membangun ekosistem ekonomi pesantren yang kokoh,” ungkap Dirjen Pendis Amien Suyitno.
Kemenag menargetkan “Kampung Keren” menjadi strategi warisan. Program ini akan memperkuat peran penting pesantren. Harapannya pesantren akan menjadi aktor utama dalam perekonomian umat. Inisiatif ini juga menjawab berbagai tantangan di era digital. “Pesantren tidak hanya mendidik santri untuk alim dan shaleh, tapi juga tangguh dan mandiri secara ekonomi. Dari pesantren untuk umat, dari desa untuk bangsa,” ujarnya.
Program Rebranding Menuju Kawasan Terpadu
Sementara itu Kasubdit Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat, Siti Sakdiyah, menambahkan detail. Program kemandirian pesantren sudah berjalan sejak tahun 2021. Program ini telah berhasil menjangkau lebih dari 3.500 lembaga. Kini, program tersebut akan diperkuat lagi. Fokusnya pada model kawasan terpadu berbasis komunitas. Siti Sakdiyah menyebut “Kampung Keren” sebagai sebuahperubahan merek. Program ini juga merupakan reposisi strategi untuk hasil yang lebih optimal. Tujuannya menggabungkan seluruh kekuatan pesantren dalam satu wadah terpadu.
“Kampung Keren bukan hanya tempat pesantren berwirausaha. Ia adalah kawasan pemberdayaan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar, yang mengintegrasikan pelatihan, produksi, distribusi, dan digitalisasi usaha,” jelas Siti Sakdiyah. Program ini akan memberikan fasilitas yang konkret. Pesantren akan didorong untuk memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) Santri. Mereka juga akan membangun Rumah Produksi Komunitas. Selain itu, ada Expo Pesantren untuk memamerkan produk unggulan. Akses pasar berbasis digital juga menjadi prioritas utama.
Kemenag turut mengembangkan platform digital khusus bernama “Duta Pesantren Berdaya”. Platform ini akan menjadi media integrasi profil usaha pesantren. Platform ini juga menghubungkan pesantren dengan konsultan ahli. Termasuk dengan mitra pemasaran dan distribusi berskala nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kemenag menetapkan beberapa langkah strategi. Pertama, pemerintah akan memberikan pengakuan bagi pesantren yang sudah mandiri. Kedua, kemandirian program dioptimalkan sesuai klaster dan kebutuhan lokal. Ketiga, Kemenag akan memperkuat kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Keempat, digitalisasi menjadi kunci utama ekosistem ekonomi pesantren. Terakhir, pengembangan sumber daya manusia santri dan warga desa menjadi fokus utama.