Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang pengelolaan sampah di pesantren. Selain itu juga mendiskusikan tentang pengelolaan limbah air bekas wudhu dan mandi di pesantren. Pertemuan juga mengahsilkan kesepakatan kerjasama dalam pengelolaan sampah di pondok pesantren.
P3M. OR.ID. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) melakukan audiensi dengan Kementerian Investasi/BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang pengelolaan sampah di pesantren. Selain itu juga mendiskusikan tentang pengelolaan limbah air bekas wudhu dan mandi di pesantren. Pertemuan juga mengahsilkan kesepakatan kerjasama dalam pengelolaan sampah di pondok pesantren.
Dalam pertemuan tersebut Titik Nuraini dari Sekolah Sampah Nusantara (SSN) menyebut. Lembaganya merupakan sinergi KLHK dengan beberapa kementerian. “Sekolah sampah ini merupakan hasil sinergi KLHK dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves),dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu juga dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” jelas Ibu Titik yang didampingi dan Ibu Ika dari Sekolah Sampah Nusantara (SSN)
Pada kesempatan yang sama, Direktur P3M. KH. Sarmidi menceritakan proses berdirinya P3M.” P3M itu berdiri setelah LP3ES. Keduanya sempat terlibat dalam program yang sama. Awalnya banyak Kiai dan tokoh besar seperti Gus Dur yang terlibat program-program yang dilakukan LP3ES,” ungkap Kiai Sarmidi.
Respon BKPM
Kemudian Kiai Sarmidi juga memaparkan program P3M terkait pengelolaan sampah di pesantren dan masyarakat. dalam program yang sedang berjalan ini ada 10 pesantren yang terlibat. Banyak informasi tentang persoalan pengelolaan sampah di sepuluh pesantren ini. ” Ada beberapa hal yang kami dapatkan tentang pengelolaan sampah. Salah satunya adalah pendanaan untuk pembuatan rumah sampah untuk pengolahan sampah. Kemudian kebutuhan peralatan untuk pemuatan kompos dan budidaya maggot. Tak kalah penting adalah penyedian aplikasi Bank Sampah yang cashless,” ungkapnya. Selain itu, Kiai Sarmidi juga menyampaikan pentingnya pengelolaan limbah air bekas wudhu dan mandi. Lebih lanjut, Kiai Sarmidi mengatakan bagwa keberadaan air bersih semakin langka ke depan.
Menanggapi hal tersebut Pak Jliteng dari Deputy Director BKPM memberikan merespons positif. Pihaknya secara langsung meminta kepada Sekolah Sampah Nusantara (SSN) untuk segera menyiapkan rancangan program. ” Jika sudah ada prototype pesantren yang berhasil dalam pengelolaan sampah bisa direplikasi ke pesantren lainnya,” ujarnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor BKPM ini tampak hadir Deputy Director BKPM, Bapak Jliteng Pamungkas. Selain Pak Jliteng. Selain itu ada juga Ibu Titik Nuraini dan Ibu Ika dari Sekolah Sampah Nusantara (SSN).Sedangkan dari P3M ada KH. Sarmidi Husna sebagai Direktur P3M. Kemudian juga ada Maman Abdurahman sebagai Wakil Deputi Pemberdayaan Ekonomi Pesantren dan Masyarakat.
Pada Pertemuan yang juga terjalin kesepakatan untuk menyusun program bersama dalam penanganan sampah di pesantren dan masyarakat. Salah satunya adalah dalam hal penyediaan pembuatan rumah sampah untuk pengolahan sampah, kebutuhan peralatan untuk pembuatan kompos.Selain itu juga kerjsama dalam budidaya maggot dan penyedian aplikasi Bank Sampah yang cashless