P3M.OR.ID. Dinamika pemikiran Islam di Indonesia nyaris mengalami stagnasi, tidak menunjukkan kecenderungan progresif yang mengesankan seperti dua dekade sebelumnya. Padahal dekade 80-an dan 90an merupakan era kebangkitan intelektual Islam di Indonesia. Dinamika pemikiran Islam pada era ini menunjukkan gairah yang membuncah dengan intensitas yang begitu tinggi.
Seperti diketahui sejak dua dekade terakhir ini, dinamika pemikiran Islam di Indonesia nyaris berhenti di tempat. Berbeda dengan dekade 80-an dan 90an, dinamika pemikiran Islam seolah sedang menghadapi stagnasi. Saat ini dinamika pemikiran Islam di Indonesia nyaris tidak menunjukkan kecenderungan progresif yang mengesankan seperti dua dekade sebelumnya. Dekade 80-an dan 90an merupakan era kebangkitan intelektual Islam di Indonesia. Dinamika pemikiran Islam pada era ini menunjukkan gairah yang membuncah dengan intensitas yang begitu tinggi.
Merujuk pada buku Merambah Jalan Baru Islam (Mizan, 1986), Fachry Ali dan Bahtiar Effendy yang mampu menggambarkan dinamika pemikiran Islam berikut peta dan tokoh-tokoh pendukungnya. Dalam buku ini dijelaskan bahwa setidaknya terdapat empat corak pemikiran Islam yang menjadi pola utama yang pokok. Pertama, neo-modernisme Islam. Kedua
Kedua, sosialisme-demokrasi. Ketiga, Internasionalisme atau universalisme Islam. Dan Keempat, modernisme.
Menurutnya keempat pola pemikiran ini menggambarkan tingginya intensitas perdebatan intelektual pada dekade 80-an dan 90an. Lebih dari satu dekade kemudian, dinamika pemikiran Islam betul-betul surut. : Nyaris tidak ada lagi kebaruan dalam pemikiran Islam Indonesia. Yang terjadi justru semacam kemunduran, dengan trend radikalisme dan fundamentalisme yang memenuhi narasi dalam buku-buku dan media, termasuk media online dan media sosial. FGD ini diharapkan dapat melahirkan terobosan-terobosan baru agar melahirkan dinamika pemikiran Islam di Indonesia yang bergairah di masa-masa mendatang.
Tujuan Acara
Acara ini bertujuan antara lain untuk :
Pertama, Menelusuri jejak pembaruan pemikiran Islam dekade 80-an dan 90-an dan relevansinya dalam konteks kekinian.
Kedua, Mendalami dampak media sosial dan era digital terhadap stagnasi pemikiran Islam dewasa ini.
Ketiga, Melakukan telaah secara mendalam terhadap konteks sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan dan dunia digital yang melatarbelakangi kondisi stagnasi pemikiran Islam.
Keempat, Mencari alternatif terobosan untuk mendapatkan kembali semangat dan dinamika pemikiran Islam yang lebih progresif.
Kelima, Mencari peluang pembaruan pemikiran Islam di bidang fiqh, akidah, dan tasawuf (termasuk dalam isu hak asasi manusia, demokrasi, lingkungan dan terutama perubahan iklim yang sampaknya begitu nyata) untuk memenuhi kemaslahatan publik di tengah erupsi digital yang makin kompleks.
Menurut rencana bentuk kegiatan ini adalah diskusi terfokus secara offline dengan mengundang sejumlah tokoh yang expert di bidangnya masing-masing. Pemaparan dan diskusi akan dipandu oleh seorang moderator Adapun pelaksanaannya akan berlangsung pada tanggal 26 Februari 2025 bertempat di kantor P3M.