P3M.OR.ID. Pondok Pesantren Nur El Falah Serang, Banten mengadakan acara Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesantren. Acara ini merupakan kerja sama antara pesantren tersebut dengan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat dan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP). Kegiatan berlangsung 24-25 Januari 2025 lalu dengan beberapa materi pelatihan seputar pengelolaan sampah secara profesional
Dalam kesempatan tersebut KH. Sarmidi Husna, Direktur P3M menekankan bahwa permasalahan sampah harus disikapi dengan pemikiran positif. “ Pengelolaan sampah yang baik akan meningkatkan profesionalisme dan daya saing pesantren. Saya mengusulkan adanya sertifikasi bagi pengelola sampah melalui BNSP agar semakin profesional dan diakui secara nasional,” ungkap Kiai Sarmidi.
Sementara itu, Ibu Karina dari CCEP menyoroti pentingnya peran pesantren dalam pengelolaan sampah. “ Saya mengapresiasi Pesantren Nur El-Falah yang telah menjadi inspirasi bagi pesantren lain dalam pengelolaan sampah,” ungkapnya. Selain itu dirinya juga menyoroti sampah Indonesia yang jumlahnya jutaan ton. “ Indonesia menghasilkan sampah 65-68 juta ton per tahun, namun hanya 39% yang dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pesantren dapat menjadi katalisator ekonomi sirkuler yang mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai ekonomis,” tambahnya.
Apresiasi
Sedangkan pengasuh Pesantren Nur el Falah, KH. Dr. Ahmad Yuri Alam Fatullah menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan berbagai pihak, termasuk P3M dan Coca-Cola. Ia menegaskan bahwa program ini harus terus dikembangkan agar pesantren bisa menjadi contoh dalam menjaga kebersihan lingkungan. “ Program ini motivasi para santri. Pihak pesantren akan mengadakan program “Dari Sampah Dapur Jalan-Jalan ke Singapur” bagi santri dengan tabungan sampah tertinggi,” ungkapnya.
Ada 54 peserta yang ikut dalam pelatihan ini. Mereka terdiri dari 44 santri pengelola sampah pesantren serta 10 pengelola sampah dari desa sekitar. Selain itu pelatihan ini menghadirkan empat pembicara utama dari berbagai bidang
Beberapa narasumber berpengalaman, termasuk Fitria Ariyani dari P3M yang membahas manajemen pengelolaan sampah. Pada hari pertama, peserta mendapatkan pelatihan tentang pengolahan sampah organik menggunakan metode kompos, eco-enzim, serta pembuatan lubang biopori yang dipandu oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang.
Pada hari kedua, sesi diawali dengan review materi hari pertama. Setelah itu berlanjut dengan pelatihan budidaya maggot dan lele yang disampaikan oleh tim Magobox. Kegiatan berakhir dengan refleksi dan diskusi mengenai langkah tindak lanjut yang bisa diimplementasikan oleh peserta.
Pelatihan ini menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah. Dengan adanya sinergi antara pesantren, pemerintah, dan sektor swasta, diharapkan model pengelolaan sampah berbasis pesantren dapat diadopsi lebih luas. Dengan semangat kebersamaan, pesantren dan masyarakat dapat berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik.(MA)