Pesantren Musthafawiyah ini besar peranannya dalam penyebaran dan pengembangan Islam di Mandailing Sumatera Utara pada umumnya
P3M.OR.ID. Salah satu pesantren tua di Sumatera adalah Pesantren Musthafawiyah. Pondok pesantren yang terletak di Purba Baru, Mandailing, Tapanuli Selatan dan telah berdiri sejak 12 November 1912. Sampai saat ini pesantren Musthafawiyah masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Seperti pesantren lainnya, mempelajari kita klasik atau kita adalah yang utama dalam mendalami ilmu agama. Namun pesantren ini juga mengajarkan bidang keilmuan sesuai dengan kurikulum nasional, dengan mengintegrasikan materi sains, sosial, hingga bahasa. Selain itu juga memberikan ijazah mu’adalah, yaitu pengakuan dari Kementerian Agama atas kurikulum pesantren, setara dengan MTs dan MA.
Dan hal yang tidak kalah menarik adalah adanya kesempatan dan beasiswa. Para santri di pesantren al Musthafawiyah dapat melanjutkan studi ke luar negeri, seperti Mesir, Suriah, Yordania, Yaman, India, Makkah, Maroko, Sudan, hingga Pakistan
Menengok dari sejarahnya, pesantren ini pada awalnya adalah sebuah madrasah yang berdiri atas inisiatif Syekh Musthafa Husein. Awalnya berdiri di Tano Bato, Kayu Laut sekitar tahun 1912. Namun karena banjir pada tahun 1915, kemudian pindah ke Desa Purba Baru hingga sekarang.
Pesantren Al Mustafawiyah ini besar peranannya dalam penyebaran dan pengembangan Islam di Mandailing Sumatera Utara pada umumnya. Alumni terbesar di seluruh pelosok Nusantara dan banyak juga yang melanjutkan kuliah ke berbagai perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri.
Pesantren Tertua
Madrasah Musthafawiyah dapat dianggap sebagai pesantren pelopor dan perintis bagi perkembangan ilmu pengetahuan agama pada awal abad ke-20, khususnya di Tapanuli bagian Selatan, umumnya Sumatera Utara.
Sejarah Pesantren Al Musthafawiyah tidak lepas dari nama Syekh Haji Musthafa Husein Nasution bin Husein Nasution bin Umar Nasution al-Mandaili. Ulama kelahiran Tano Bato ini adalah pendiri dan sekarang. diabadikan pada salah satu gedung utama di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Seperti diketahui pesantren ini merupakan embrio dari Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara.
Syekh Musthafa Husein tersohor tidak hanya seorang ulama besar, namun juga wiraswasta yang berhasil dan cendekiawan pejuang. Syekh Musthafa adalah tokoh pergerakan dalam melawan penjajahan Jepang dan Belanda.
Selama 13 tahun Syekh Musthafa Husein mendalami ilmu agama di Makkah, yakni mulai tahun 1319 H hingga 1332 H. Setelah beliau tinggal di Mandailing, Musthafa Husein mulai mengajar di surau dan masjid yang ada di sekitar pasar Tanobato dan kemudian mendirikan madrasah.
Pada tahun 1915, Syekh Musthafa Husein dan keluarganya hijrah ke Purba Baru karena banjir. Ada 20 santri yang menyertainya pindah. Dari sini pondok pesantren tersebut berdiri hingga sekarang. Syekh Musthafa wafat pada 5 November 1955 pada usia 70 tahun.