… Sebagai Ketua NU yang menjabat cukup lama, beliau bisa menentramkan kegelisahan warga NU. Maka pantas jika Idham Chalid mendapat gelar Pahlawan Nasional..
Jakarta (ANTARA News) – KH Dr Idham Chalid merupakan salah seorang tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Yudhoyono mewakili pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Selasa, atau dua hari menjelang peringatan Hari Pahlawan 10 November.
“Beliau cukup berjasa besar dan sudah berbuat banyak bagi bangsa dan negara. Sebagai Ketua NU yang menjabat cukup lama, beliau bisa menentramkan kegelisahan warga NU. Maka pantas jika Idham Chalid mendapat gelar Pahlawan Nasional,” kata sejarawan dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Taufik Abdullah.
Idham Chalid adalah tokoh agama, tokoh bangsa, dan tokoh organisasi besar Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan juga deklarator sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pada saat-saat kepemimpinan putera Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itulah gejolak politik Indonesia sedang hangat.
Idham Chalid memiliki otak cerdas dan bakat orator yang luar biasa, itu terlihat sejak duduk di Sekolah Rakyat. Tak ayal ia pun sering mengalami akselarasi alias melompat naik kelas karena dinilai memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Sejak berkiprah dari remaja, karier tokoh kelahiran Setui, Kalimantan Selatan 27 Agustus 1922 itu, di PBNU terus menanjak. Ketika NU masih bergabung dengan Masyumi (1950), ia menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang Kalimantan Selatan.
Kemudian, ia dipilih menjadi orang nomor satu NU pada 1956. Bahkan, Idham merupakan orang yang terlama menjabat Ketua Umum PB NU, selama 30 tahun.
Sebelumnya, pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo II, ia juga menjabat sebagai wakil PM. Dalam posisi pemerintahan, beliau pernah juga mengemban tugas sebagai Ketua DPA.
“Ayah memiliki banyak murid dari berbagai bidang. Di bidang tabligh sejumlah muballigh kondang berguru secara langsung ke ayah,” kata Saiful Hadi yang juga Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA. Berlainan dengan sang ayah, keturunan KH Idham Chalid tidak seorang pun yang melanjutkan karir di bidang politik atau organisasi massa.
Ia dimakamkan Senin (12/7) di Pondok Pesantren Darul Quran, milik keluarga, di Cisarua, Jawa Barat. KH Dr Idham Chalid meninggalkan isteri, anak dan sejumlah cucu.
(D016)