Selamat Idul Fitri 1446H
KabarKabar TerkiniPilihan Editor

Wujudkan SDM Unggul, Akses Pendidikan Tinggi Pesantren Diperluas Melalui SALUT UT

22
×

Wujudkan SDM Unggul, Akses Pendidikan Tinggi Pesantren Diperluas Melalui SALUT UT

Sebarkan artikel ini
Komitmen Pemerintah pad dunia pesantren
Pemerintah menunjukkan komitmen yang kuat dalam pembangunan SDM khususnya pesantren adalah memperluas akses pendidikan tinggi bagi pesantren

P3M.OR.ID. Pemerintah menunjukkan komitmen yang kuat dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) khususnya pesantren. Salah satu fokus utamanya adalah memperluas akses pendidikan tinggi bagi pesantren. Upaya tersebut akan diwujudkan dengan elalui digitalisasi dan inovasi layanan pendidikan pesantren. Tujuannya jelas yaitu mencetak generasi unggul dari lingkungan yang religius.

Hal tersebut dikemukakan ileh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat meresmikan Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) berbasis pesantren di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al-Falah Ploso (13/7). Kabupaten Kediri. Pratikno kemudian menekankan pentingnya peran strategis pesantren. Pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama. Lembaga ini juga kawah menjadi candradimuka pembentukan karakter bangsa.

Digitalisasi Sebagai Kunci Utama

Pratikno menceritakan  potensi besar dalam transformasi digital untuk dunia pendidikan. Menurutnya, teknologi digital dapat mendobrak batasan geografis dan sosial. Universitas Terbuka (UT) dinilai memiliki peran sentral dalam misi ini. UT tidak mampu menjangkau komunitas selama ini kesulitan mengakses pendidikan tinggi. Para santri di lingkungan pesantren menjadi salah satu sasaran utama. Pembelajaran digital menjadi jembatan penghubung yang efektif.

“Kami melihat digital menjadi sesuatu yang penting. Dan UT bisa berperan lebih baik, lebih optimal menjalankan pembelajaran digital. Oleh karena itu, rektor UT kala itu terpaksa kami ‘culik’ untuk menjadi deputi di Kemenko PMK,” ujar Pratikno. Sosok tersebut adalah Prof. Ojat Darojat. Ia merupakan mantan Rektor Universitas Terbuka. Kini, Prof. Ojat menjabat sebagai Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kemenko PMK. Penunjukannya merupakan langkah strategi untuk memastikan program ini berjalan optimal.

Mendekatkan Layanan, Menjaga Kualitas

Kemenko PMK tidak bekerja sendiri. Mereka berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait. Sinergi ini bertujuan untuk menghadirkan layanan pendidikan tinggi lebih dekat ke masyarakat, khususnya para santri. Inisiatif ini menjawab tantangan yang ada. Banyak santri yang mempunyai keterbatasan untuk meninggalkan pesantren demi kuliah. Kehadiran SALUT solusi menjadi nyata atas permasalahan tersebut. Pendidikan tinggi kini hadir langsung di lingkungan mereka. Namun, Pratikno memberikan catatan penting mengenai kualitas.

“Bagaimana perguruan tinggi hadir memberikan pelayanan pendidikan yang lebih dekat kepada seluruh anak bangsa yang mengalami keterbatasan untuk keluar meninggalkan pesantren. Makanya dibuat lebih dekat dengan adanya SALUT. Dengan catatan mohon betul dijaga kualitasnya,” tegasnya.

Menko PMK berharap para santri dan pengasuh pondok dapat memanfaatkan fasilitas ini secara maksimal. Ia mendorong para pengasuh untuk turut mengawali proses pendidikan. Tujuannya agar SDM unggul dapat terus lahir dari rahim pesantren. “Manfaatkan ini dengan sebaik-baiknya. Para pengasuh kami dorong untuk ikut mengawal, agar SDM unggul bisa terus meningkat, sehat secara fisik, moral, mental, dan juga semakin terdidik, semakin kompeten. Antara lain melalui UT dan dipermudah melalui SALUT yang kita buka pada siang hari ini,” tutur Menko PMK.

Perluasan Jaringan dan Dukungan Penuh

Inisiatif ini tidak hanya berhenti di satu titik. Selain di Ploso, peresmian juga mencakup enam SALUT baru lainnya. Lokasi tersebut tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur. Salah satunya adalah SALUT Anak Bangsa di Nganjuk dan SALUT Bina Insan Cendikia di Tulungagung. Ada pula SALUT Nurul Haromain Pujon di Malang. Kabupaten Kediri sendiri mendapat tambahan tiga SALUT, yaitu Lumanjada Darussalam, Lumanjada HQ, dan Lumanjada Assakur.

Pada kesempatan yang sama juga melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Kerja sama ini terjalin antara UT Malang dengan masing-masing pesantren penyelenggara SALUT. Menko PMK juga menyerahkan bantuan pendidikan bagi mahasiswa tahfiz 30 juz dari UT Malang.

Visi Besar: Pesantren Menuju Panggung Global

Sehari sebelumnya, Pratikno juga memberikan kuliah umum. Kegiatan ini berlangsung di Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Sabtu (12/7/2025). Ia kembali menegaskan visi besarnya untuk pesantren. Pemerintah ingin pesantren menjadi lembaga pendidikan yang adaptif dan berdaya saing global. “Penting sekali transformasi digital dan pengembangan ilmu pengetahuan di dunia pesantren. Kita ingin mewujudkan lembaga pendidikan agama menjadi pendidikan global,” kata Pratikno.

Dukungan pun datang dari tokoh ulama. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengapresiasi langkah pemerintah. Ia menyambut baik dorongan transformasi pesantren ke arah yang lebih modern. Menurutnya, esensi pendidikan pesantren sangat mendalam.

Gus Yahya menjelaskan bahwa pendidikan ini bukan sekedar transfer ilmu. Lebih dari itu, ada jalinan rohani yang kuat antara guru dan murid. “Alhamdulillah kami telah mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk mewujudkan pesantren ke arah yang lebih baik,” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *