P3M.OR.ID. Rencananya Kementerian Agama akan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Pesantren Internasional. Namun belum ada informasi terkait kapan pelaksanaannya. Rencananya lokasi pesantren internasional tersebut ada pada kawasan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Cimanggis, Depok, Jawa Barat. rencananya pesantren tersebut akan menerapkan ekoteologi dalam menjaga lingkungan
“Pendirian pesantren ini menjadi salah satu tonggak penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia yang berwawasan global. Dengan lokasi di lingkungan UIII, kita berharap tercipta ekosistem pendidikan Islam yang unggul, inklusif, dan berdaya saing internasional,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Suyitno. Dalam rapat persiapan ground breaking yang berlangsung di Jakarta, Rabu (16/04), Amin menambahkan kegiatan ground breaking akan bersamaan dengan penanaman satu juta pohon. Hal ini sesuai dengan komitmen Kementerian Agama terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Amien mengatakan bahwa pesantren internasional ini memiliki sesuatu yang berbeda dengan pesantren pada umumnya. Lebih lanjut Amien menjelaskan pesantren internasional ini memiliki beberapa keunggulan utama, di antaranya prinsip Tafaquh Fiddin sebagai landasan utama pendidikan keagamaan. Kemudian ada sistem multilingual untuk meningkatkan daya saing global. Kekhususan lain yaitu harus memiliki pembelajaran Enterpreneurship sebagai basis pendidikan, sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, tandasnya.
Menjaga Lingkungan
Sementara itu Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Arskal Salim GP mengingatkan pentingnya sinergi seluruh pihak menjelang pelaksanaan kegiatan tersebut. “Kami mendorong agar ada komunikasi dan koordinasi secara intens jelang kegiatan ground breaking ini. Semua pihak harus bergerak bersama agar pelaksanaan berjalan lancar. Semoga tidak menghadapi kendala berarti,” ujarnya.
Kementerian Agama menargetkan pesantren internasional ini akan menjadi pusat studi Islam moderat yang terbuka bagi santri dari berbagai negara, sekaligus menjembatani tradisi pesantren Indonesia dengan sistem pendidikan global. Sebelumnya Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa gerakan penanaman sejuta pohon ini merupakan implementasi dari program prioritas ekoteologi yang telah dicanangkan oleh Kementerian Agama. “Kita ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah. Penanaman pohon ini bukan sekadar aksi simbolis, tetapi bagian dari tanggung jawab spiritual kita terhadap bumi,” ujar Nasaruddin Umar.