Achmad Syafiuddin memang bukan dosen dan peneliti sembarangan. Pria asal Madura ini menorehkan prestasi di tingkat dunia dengan masuk dalam daftar ilmuwan top dunia yang versi Elsevier
P3M.COM. Dalam sebuah halaqah Perhimpunan Pengembangan Pesantren Dan Masyarakat (P3M) beberapa waktu lalu sosok Achmad Syaifuddin menjadi salah satu pembicaranya. Pada halaqah bertema Mengatasi Krisis Air Bersih di Pesantren, peneliti dan dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) ini berbicara tentang pentingnya ketersedian air bersih di pesantren dengan perangkat hasil inovasinya.
Achmad Syafiuddin memang bukan dosen dan peneliti sembarangan. Pria asal Madura ini menorehkan prestasi di tingkat dunia dengan masuk dalam daftar ilmuwan top dunia yang versi Elsevier. Ia masuk dalam daftar World’s Top 2% Scientists yang dirilis oleh Elsevier dan Stanford University pada tanggal 10 Oktober 2022.
Seperti kita tahu Elsevier lembaga penerbit terkemuka dunia yang mengelola Scopus atau database sitasi dan literasi jurnal ilmiah. “Saya termasuk yang paling junior, karena yang masuk daftar di sana adalah para ilmuwan senior dari beberapa kampus ternama di Indonesia, ”ungkapnya. Pengajar di Prodi Kesehatan Masyarakat UNUSA ini masuk ke dalam jajaran 58 dosen atau peneliti dari Indonesia.
Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D.adalah dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat UNUSA. Ia merupakan satu-satunya dosen PTNU yang berhasil masuk jajaran peneliti top dunia. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNUSA ini mengungkapkan setidaknya ada 92 publikasi miliknya telah terbit pada jurnal bergengsi dunia. Bahkan puluhan tulisan yang terindeks Scopus, 72 artikel di Web of Science (WoS), dan 103 artikel di Google Scholar.
Syafiuddin menyebut publikasi ilmiah yang ia lakukan sejak tahun 2015 telah disitasi oleh artikel lain sebanyak 1.255 kali, dengan H-Index Scopus 21. Luar biasanya lagi, tulisannya yang terbit pada Journal of The Chinese Chemical Society, Wiley menjadi sebagai artikel dengan jumlah sitasi terbanyak.
Teknologi Pemurnian Air Inovasi Syafiuddin
Sebagai ilmuwan, Syafiuddin sangat menaruh perhatian pada penelitian tentang pemurnian air untuk mengurangi polusi air. “Saya banyak meneliti tentang kesehatan lingkungan, khususnya di bioremediasi polusi air yang memfokuskan pada penggunaan bahan-bahan alami dalam upaya mengurangi kandungan polusi di dalam air,” ungkap Syafiuddin.
Ketertarikannya pada teknologi pemurnian air tersebut diterapkan di beberapa pondok pesantren sejak 2021 lalu. “Sejak 2021 hingga sekarang, selalu ada yang baru dari teknologi itu. Yang terbaru di 2023 saya menggunakan bahan alami untuk pemurnian air yakni dengan karbon aktif semacam arang,” jelasnya.
Pria kelahiran 29 September 1988 mengatakan publikasi ilmiahnya tentang teknologi pemurnian air ini banyak menjadi rujukan karena para ilmuwan dunia. “Riset dan teknologi tentang air, mencari alternatif sumber daya air dan sebagainya menjadi hal penting bagi para peneliti. Bisa jadi dengan memanfaatkan air limbah dan sebagainya. Dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna serta murah. Karena di negara berkembang, biaya murah menjadi pilihan karena negara berkembang tentunya mempertimbangkan biaya,” tuturnya.
Dalam risetnya tersebut, Syafiuddin melakukan penelitiannya dengan memanfaatkan limbah tak terpakai yang layak olah. Limbah tempurung kelapa, kelapa sawit hingga biji mangga ia kemudian menjadi karbon aktif melalui proses pembakaran. Menggunakan pada suhu tertentu dengan menggunakan beberapa campuran zat kimia hail proses tersebut kemudian digunakan untuk pemurnian air. “ Ini adalah salah satu proses pemurnian air yang sangat mudah dengan bahan yang ada di lingkungan kita,” ujarnya. ( Dari berbagai sumber)