P3M.OR.ID. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) bersama Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia mengadakan forum monitoring dan evaluasi terkait program pengelolaan sampah di 10 pesantren. Acara berlangsung di Cirebon pada 25-26 Juni 2025 bertujuan mengukur dampak program yang telah berjalan. Program tersebut sebelumnya telah menyasar sepuluh pesantren percontohan di berbagai daerah. Hasil evaluasi menjadi pijakan penting untuk pengembangan program ke depan.
Monitoring P3M dan CCEP Indonesia adalah tindak lanjut program yang telah berjalan. Keduanya aktif mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia. CCEP Indonesia tidak hanya memberikan bantuan dana. Perusahaan juga mentr ansfer pengetahuan teknis terkait manajemen limbah modern. Visi program ini sangat besar. Tujuannya melampaui sekadar solusi sampah internal pesantren. Inisiatif ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat sekitar untuk lebih peduli lingkungan.
Program ini memilih sepuluh pesantren sebagai ujung tombak perubahan. Mereka berperan sebagai proyek percontohan yang sangat strategis. Proses seleksi pesantren dilakukan secara ketat. Kriteria utama adalah komitmen pimpinan pondok. Selain itu, potensi dampak sosial juga menjadi bahan pertimbangan. Implementasi program di lapangan berjalan terstruktur dan komprehensif.
Pemberdayaan Santri
Para santri dan pengelola pesantren menjadi subjek utama program. Mereka menerima pemberdayaan melalui berbagai pelatihan praktis. Peserta belajar teknik memilah sampah organik dan anorganik. Mereka juga belajar cara mengolah limbah dapur menjadi kompos bernutrisi. Lebih lanjut, pelatihan mencakup daur ulang sampah anorganik. Sampah diubah menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. “Pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga agen perubahan lingkungan. Kami ingin menjadikan pesantren sebagai contoh nyata pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan mandiri,” ujar Fitriah Aryani, Manager Program pengelolaan sampah pesantren dari P3M.
Untuk menunjang keberhasilan, P3M dan CCEP Indonesia telah menyediakan fasilitas lengkap. Setiap pesantren percontohan menerima set tempat sampah terpilah. Mereka juga mendapatkan alat pengomposan modern untuk mengelola sampah organik. Sarana pendukung untuk pengumpulan sampah daur ulang telah ada pada pondok pesantren. Tim dari P3M juga rutin melakukan pendampingan. Ini memastikan program berjalan efektif dan sesuai target.
Evaluasi Mendalam dan Kunjungan Inspiratif
Panitia telah merancang agenda monitoring dengan format interaktif. Kegiatan ini tidak bersifat formalitas semata. Forum ini menjadi wadah untuk menggali praktik terbaik dari setiap pesantren. Para perwakilan akan berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi. Mereka kemudian akan merumuskan solusi dan strategi perbaikan bersama. Data yang terkumpul akan menjadi landasan P3M dan CCEP Indonesia dalam mengambil keputusan.
Puncak acara adalah Focus Group Discussion (FGD). Diskusi terpumpun ini akan berlangsung di Hotel Amaris, Cirebon. Sebanyak 20 perwakilan dari sepuluh pesantren akan berpartisipasi aktif. Setiap pesantren mengirimkan dua orang utusan yang paling memahami detail program.
Setelah sesi diskusi, peserta akan mengikuti kegiatan studi banding. Mereka akan mengunjungi AdliFarm Cirebon. Lokasi ini adalah sebuah model pertanian terpadu yang sangat sukses dan inspiratif. AdliFarm berhasil menerapkan konsep nol sampah atau zero waste. Semua limbah diolah kembali menjadi sumber daya yang bermanfaat. Harapannya kunjungan tersebut dapat membuka wawasan baru bagi para peserta. Mereka dapat melihat langsung praktik sukses pengelolaan sampah terpadu.
Membangun Ekosistem Pesantren Produktif dan Sehat
Kegiatan monitoring ini memiliki sejumlah tujuan yang jelas. Panitia ingin mengevaluasi kemajuan program secara terperinci. Mereka juga berusaha mengidentifikasi berbagai peluang pengembangan di masa depan. Masukan dari peserta menjadi aset yang sangat berharga. Rekomendasi mereka akan membentuk arah program selanjutnya. Forum ini juga menjadi ajang silaturahmi yang positif. Pertukaran pengalaman akan memperkuat jaringan kolaborasi antarpesantren.
Hasil konkret dari kegiatan ini sangat dinantikan. Salah satunya adalah penyusunan laporan implementasi yang komprehensif. Laporan tersebut akan memuat seluruh capaian, tantangan, dan pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini akan memetakan kebutuhan mendesak setiap pesantren. Salah satu rencana tindak lanjut adalah pembangunan rumah sampah. Setiap pesantren akan menyusun rancangan awal sebagai langkah konkret.
Dalam jangka panjang, program ini memiliki cita-cita mulia. Kapasitas santri dan pengelola dalam manajemen sampah akan terus meningkat. Mereka akan menjadi agen perubahan dan pelopor lingkungan bersih di komunitasnya. Pada akhirnya, inisiatif ini akan melahirkan lingkungan pesantren yang lebih asri, sehat, dan produktif.
Dengan Taklane “GELAR BUMI” (Gerakan Santri Lestarikan Bumi), P3m dan CCEP Indonesia melakukan program pengelolaan sampah ini menjangkau antara lain 10 pesantren. Adapun pesantren yang menjadi pilot projek adalah Pesantren Nur El Falah, Serang, Pesantren Buntet, Cirebon. Kemudian Pesantren Al Muhajirin, Purwakarta, Pesantren Al Ittihad Poncol Semarang, Pesantren Pesantren Al Anwar 2 Sarang Rembang, Pesantren API Tegalrejo Magelang. Selain itu juga pesantren Pesantren Al Miftah Mlangi Yogyakarta, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Al Muhajirin III Tambak Beras, Jombang dan Pesantren Al Fattah Siman Lamongan