Selamat Idul Fitri 1446H
KabarKabar TerkiniPilihan Editor

Pesantren Bersatu Mengasah Potensi Ekonomi, Rumuskan Strategi Entaskan Kemiskinan

56
×

Pesantren Bersatu Mengasah Potensi Ekonomi, Rumuskan Strategi Entaskan Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
Halaqoh Kiai & Alim Ulama Nusantara, di Pondok Pesantren API Syubbanul Wathon Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Senin (23/6/2025). -( foto dok. Harian Jogja/Nina Atmasari

P3M.GO.ID. Pemberdayaan ekonomi pesantren kini menjadi fokus utama para kiai. Terbukti ratusan kyai dan alim ulama pun berkumpul di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, pada Senin (23/6).  Mereka menyatukan visi dengan halaqah dan sarasehan yang membahas tentang kemiskinan.

Pengagas acara ini adalah Forum Silaturrahim Kyai dan Alim Ulama Nusantara (FORSAUN).   Tema besar yang diangkat sangat relevan. Forum ini membahas “Pesantren sebagai Simpul Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan, dan Kemandirian Masyarakat”. Para ulama duduk bersama untuk merumuskan langkah strategis. Mereka ingin memperkuat peran pesantren di tengah tantangan ekonomi.

Adapun tujuan penyelenggaraan dari forum ini antara lain meningkatkan sinergi antar pesantren di seluruh Nusantara. Kolaborasi ini penting untuk upaya pemberdayaan ekonomi umat. Pesantren tidak lagi bergerak sendiri-sendiri. Mereka membangun jaringan kuat untuk kemajuan bersama. Kemudian mendorong kemandirian pesantren sebagai basis pemberdayaan. Ke depan Pesantren akan menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Hal ini akan memperkuat posisi pesantren di tengah masyarakat. Selain itu merumuskan rekomendasi kebijakan yang konkret. Rekomendasi ini ditujukan bagi pemerintah pusat maupun daerah. Tujuannya agar peran pesantren mendapat dukungan kebijakan yang kuat.

Setelah acara ini, penyelenggara mengharapkan lahirnya rumusan strategis. Rumusan ini akan menjadi panduan penguatan kemandirian pesantren. Selain itu, forum ini mencari solusi nyata untuk pengentasan kemiskinan. Solusi tersebut berbasis pada pemberdayaan masyarakat sekitar pesantren.

Peran Strategis Pesantren

Ketua Panitia Penyelenggara, Achmad Maulani, memberikan penjelasan. Ia mengatakan kegiatan sosial ini diikuti ratusan tokoh. Para kyai dan alim ulama dari seluruh Jawa Tengah hadir. Mereka adalah para alumni pondok pesantren. Kini, mereka mengelola lembaga pendidikan salafiyah dan modern di daerahnya masing-masing. “Iya, betul. Hari ini kami mengundang para kiai yang berdomisili di Jawa Tengah untuk musyawarah tentang peran pesantren memberantas kemiskinan,” ujarnya.

Maulani menegaskan, pesantren memiliki peran ganda. Ia bukan sekadar lembaga pendidikan. Pesantren juga merupakan lembaga sosial keagamaan yang vital. Menurutnya, pesantren dapat menjadi katup pengaman sosial. Terutama dalam menghadapi masalah kemiskinan yang kompleks. Kiprah pesantren telah membuktikan daya saingnya. Banyak pesantren sukses mengelola ekonomi berbasis komunitas.

Menghadirkan Narasumber Ahli Lintas Sektor

Untuk memperkaya diskusi, forum ini menghadirkan tiga narasumber kunci. Setiap pembicara membawa perspektif yang unik dan mendalam. Pertama, Basnang Said selaku Direktur Pondok Pesantren Kemenag RI. Beliau memaparkan kondisi dan tantangan ponpes saat ini dari kacamata pemerintah. Sementara itu Akhmad Syakir Kurnia, seorang Guru Besar Ekonomi dari Universitas Diponegoro. Ia mengupas tuntas analisis ekonomi mikro dan makro. Analisisnya memberikan landasan akademis bagi strategi pemberdayaan. Ketiga, Gus Yusuf sebagai shohibul bait atau tuan rumah. Beliau berbagi pengalaman praktis tentang entrepreneurship di lingkungan pesantren.“Pak Basnang bicara kondisi ponpes terkini, Pak Syakir bicara ekonomi mikro dan makronya, dan Gus Yusuf bicara pengalaman enterpreneurship di pesantren. Selanjutnya para kiai mendiskusikan yang dipandu Pak Rozaki,” jelas Maulani.

Acara ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Di sela acara, berlangsung seremonial penyerahan bantuan simbolis. Bantuan dari Baznas ini adalah untuk program pemberdayaan ekonomi pesantren. Selain itu, Menko Pemberdayaan Masyarakat A. Muhaimin Iskandar turut menyampaikan pidato kunci (keynote speech).

Pesantren Ibarat Mutiara yang Perlu Diasah

Sementara itu Pimpinan Pengasuh Ponpes API Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), menyambut hangat acara ini. Beliau sangat mengapresiasi inisiatif FORSAUN. Gus Yusuf berharap forum ini membawa kemaslahatan besar. Manfaatnya diharapkan dapat dirasakan di dunia hingga akhirat.

Baginya, halaqah ini adalah momen untuk menggali potensi terpendam. Pesantren memiliki banyak potensi yang belum terasah. Terutama dalam bidang pemberdayaan perekonomian keumatan. Jika potensi ini optimal maka  proses pengentasan kemiskinan bisa menjadi lebih cepat.

“Pondok pesantren itu ibaratnya mutiara. Tinggal siapa yang akan mengasahnya agar lebih berkilau dan menyala-nyala. Hari ini mungkin masih redup karena belum diasah,” ungkapnya.
Analogi ini menggambarkan betapa besar potensi pesantren. Lembaga ini memiliki kekuatan ekonomi yang menunggu untuk diaktifkan. Forum seperti ini menjadi wadah untuk “mengasah” mutiara tersebut. Tujuannya agar kilau pesantren semakin terang, menyinari, dan memberdayakan masyarakat di sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *