Pendidikan Quote Gus Dur
FigurPilihan Editor

Gus Yusuf Mendorong Pendidikan Pengelolaan Sampah untuk Santri Sejak Usia Dini

58
×

Gus Yusuf Mendorong Pendidikan Pengelolaan Sampah untuk Santri Sejak Usia Dini

Sebarkan artikel ini
Gus Yusuf
Gus Yusuf Pengasuh Pesantren API tegalrejo

P3M.OR.ID. Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH Muhammad Yusuf Chudlori menyoroti pengelolaan sampah. Pria yang akrab disapa Gus Yusuf ini melihat pentingnya santri berlatih mengelola sampah. Pelatihan harus dilakukan sejak usia dini. Menurut Gus Yusuf, santri harus konsisten. Mereka wajib menerapkan edukasi pemilahan sampah. Menurutnya pengelolaan sampah harus menjadi pembiasaan. Oleh karena itu, beliau menekankan suatu hal penting. Santri tidak boleh terbiasa membuang sampah sembarangan. Pendidikan lingkungan ini sangat krusial.

Pernyataan ini terungkap dalam Acara Halaqah Membumikan Ekoteologi. Acara berlangsung di Hotel Acacia, Jakarta Pusat. Pertemuan itu pada Selasa (28/10) dirinya mengingatkan para santri agar tidak pernah meninggalkan sampah sembarangan. Santri harus terbiasa memilah dan mengolahnya “Mindset menjaga kebersihan dan lingkungan harus ditanamkan terus-menerus.” Hal ini bertujuan membentuk alam bawah sadar yang mencintai lingkungan,” ungkapnya

Pesantren Mandiri Sampah: Teladan Kebersihan

Selain Gus Yusuf kemudian membagikan pengalaman pesantrennya mengelola sampah. Pesantren API Tegalrejo yang diasuhnya telah mandiri dalam mengelola sampah. Mereka melakukannya tanpa melibatkan tenaga dari luar. Bagi Gus Yusuf, langkah ini diambil karena suatu tujuan. Santri harus terbiasa memilah berbagai jenis sampah. Mereka juga harus terbiasa mengolahnya. Gus Yusuf menambahkan, “Mindset ini perlu dilatih dengan kesabaran. Kami ingin para santri benar-benar terbiasa mempraktikkan kebersihan,” tegasnya.

Sebelumnya, Gus Yusuf menjelaskan peran pesantren. Selain itu Pesantren juga harus menjadi contoh bagi masyarakat luas. Mereka harus menciptakan lingkungan yang bersih. Pesantren juga harus menjaga lingkungan yang sehat. Dia sangat berharap pada para santri. Mereka dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan. Mengelola sampah bisa menjadi sedekah yang bernilai. Harapannya jelas. Santri dapat mendorong masyarakat sekitar. Masyarakat harus mengikuti langkah yang sama. Pesantren menjadi pionir kebersihan.

Tantangan Sampah dan Kolaborasi dengan P3M

Gus Yusuf mengidentifikasi masalah serius. Persoalan sampah adalah masalah paling krusial di pesantren. Jumlah santri yang sedikit tidak menimbulkan dampak besar. Namun masalah akan timbul saat santri mencapai ribuan. Volume sampah menjadi beban lingkungan nyata.

Putra bungsu KH Chudlori ini mengulanginya. Persoalan sampah adalah masalah paling serius di lingkungan pesantren. Ia sekali lagi mencontohkan kondisi tersebut. Sedikitnya santri tidak menimbulkan dampak besar. Ribuan santri membuat volume sampah membebani lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi menjadi kunci. Kerja sama dengan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) sangat penting. P3M memahami karakter khas pesantren secara mendalam. Mereka dapat memberikan solusi tepat.

Gus Yusuf juga menjelaskan kegagalan program. Banyak program intervensi pemerintah gagal di pesantren. Kegagalan terjadi karena satu alasan. Program tidak memahami kultur dan tradisi pesantren. Program seremonial tidak memberi hasil nyata. Mereka tanpa pendampingan berkelanjutan. Pendekatan P3M sangat berbeda. Pendekatan mereka kontekstual dan berhasil. Mereka menghormati struktur pesantren. P3M melibatkan para kiai secara langsung. Pria kelahiran Magelang ini sangat mengapresiasi P3M.

Ia memiliki harapan besar bagi pesantren. Pesantren lahir dari masyarakat. Mereka berjuang bersama masyarakat. Santri juga akan kembali ke masyarakat. Pesantren tidak boleh menjadi beban. Mereka harus mampu memberi manfaat bagi lingkungan sosialnya. Hal ini ditekankan dengan tegas.

Peluncuran Buku: Jihad Santri Merawat Bumi

Gus Yusuf hadir sebagai pembicara dalam Halaqah Nasional: Membumikan Ekoteologi. Beberapa ulama PBNU turut hadir dalam acara tersebut. Aktivis LSM dan santri juga meramaikan pertemuan. Selain itu acara Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) ini  juga meluncurkan buku inspiratif dengan judul “Jihad Santri Merawat Bumi : 1) Kisah inspiratif Pengelolaan Sampah Pesantren”.

Buku ini memuat kisah inspiratif. Isinya sepuluh kisah pengelolaan sampah di pesantren. Pesantren-pesantren tersebut ada di Pulau Jawa. Program ini adalah kerja sama P3M. Mereka bekerja sama dengan Coca Cola Europasific Partner (CCEP) Indonesia. Buku ini menjadi bukti nyata. Para santri dapat menjadi agen perubahan lingkungan. Mereka menjalankan peran penting ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *