Jadwal Shalat DKI Jakarta Februari 2025
ArtikelPilihan Editor

Tentang Ketulusan dan Integritas

63
×

Tentang Ketulusan dan Integritas

Sebarkan artikel ini

P3M.OR.ID. Perjalananku ke beberapa pesantren membawa saya bertemu dengan orang-orang luar biasa. Meskipun memiliki keterbatasan, mereka tetap bersyukur, bekerja keras, dan pantang menyerah. Mereka tidak menyalahkan keadaan, tidak terjebak dalam keluhan, tetapi terus melangkah dengan penuh semangat dan motivasi. Mereka beramal dan bersedekah tanpa bergantung pada belas kasihan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa keberkahan hidup bukan diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, tetapi dari seberapa banyak yang bisa kita bagi. Mereka mengingatkan saya bahwa kebiasaan mengeluh atau menyalahkan orang lain tanpa introspeksi diri hanya akan merugikan diri sendiri.

Dalam hidup, kita harus berupaya menjalankan 3E: Experiment, Experience, dan Expertise—mencoba, mengalami, dan menguasai sesuatu dengan penuh dedikasi. Menurut Kyai Ihsan, makna Expertise sejati bukan sekadar menjadi ahli dalam suatu bidang, tetapi “ahli mengolah”, yaitu bagaimana seseorang mampu mengolah ilmu, pengalaman, dan nilai-nilai hidup menjadi kebijaksanaan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan prinsip ini, kita dapat membentuk diri menjadi profesional, berintegritas, bertanggung jawab, dan pekerja keras.

Namun, tidak semua hal dalam hidup dapat kita kendalikan. Saat menghadapi prasangka tanpa dasar, kritik yang tidak membangun, atau sikap yang menyakiti, ada kalanya kita perlu menambah kesabaran dan mencoba menyadarkan mereka. Tetapi, jika mereka tetap bersikukuh, langkah terbaik adalah perlahan menjauh dari hal-hal yang dapat meracuni hati dan pikiran kita. Dalam setiap situasi, kita harus tetap tegar, melihat ke depan, dan fokus pada tujuan hidup yang lebih besar.

Perjalanan ini juga mengajarkan saya tentang pentingnya menghadirkan Allah dalam setiap langkah kehidupan. Bukan hanya dalam doa dan ibadah, tetapi dalam setiap pikiran, ucapan, dan tindakan. Sebab sejatinya, kehidupan ini adalah perjalanan spiritual, sebuah proses menuju pemahaman yang lebih dalam tentang makna keberadaan kita di dunia.

Dalam perjalanan spiritual ini, Kyai Ihsan juga menjelaskan bahwa ada tiga tahap pencarian makna hidup:
– Ainul Yaqin – Keyakinan yang didapatkan melalui pengamatan langsung, seperti mendengar suara dan mengenali bahwa pemilik suara itu ada.
– Ilmul Yaqin – Keyakinan berdasarkan ilmu dan pemahaman mendalam, seperti melihat samar-samar sosok pemilik suara tersebut.
– Haqqul Yaqin – Keyakinan tertinggi, yang didapatkan melalui pengalaman langsung, seperti melihat dengan jelas orang tersebut dan mengenalinya tanpa ragu.

Ketiga tahap ini mengajarkan kita untuk tidak hanya berhenti pada melihat dan mengetahui, tetapi juga mengalami, memahami, dan menghayati setiap hikmah yang diberikan Allah dalam kehidupan ini. Kita pun dapat merasakan kehadiran Allah yang senantiasa menjaga kita.

Momen ini mengingatkan saya untuk selalu berserah diri kepada Allah, bersyukur atas setiap nikmat, dan menjalani hidup dengan integritas, ketulusan, dan kerja keras. Selalu mengingat Allah dalam setiap tarikan dan helaan napas, karena sejatinya hanya dengan mengingat-Nya, hati akan menjadi tenang.

Semoga perjalanan kita semua menuju penyempurnaan diri, kasih sayang, dan kebijaksanaan dapat menginspirasi perubahan yang positif bagi kehidupan yang lebih luas.

KGRAV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *