KabarKabar PesantrenPilihan Editor

Pesantren Salaf Tegalrejo Kembangkan Pusat Grosir untuk Kemandirian Ekonomi yang Berkelanjutan

45
×

Pesantren Salaf Tegalrejo Kembangkan Pusat Grosir untuk Kemandirian Ekonomi yang Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said ( foto dok. kemenag.go.id)

P3M.OR.ID. Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang Jawa Tengah mulai mengembangkan kemandirian ekonominya dengan membangun pusat grosir pesantren. Harapannya dengan adanya pusat grosir ini, pesantren dapat melakukan kegiatan wirausahanya secara berkelanjutan dan berdampak lebih luas.

Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. Basnang
Said, S.Ag., M.Ag. “Melalui pusat grosir ini, pesantren dapat mengembangkan kegiatan wirausaha yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan pesantren tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” ujar Basnang Said dalam keterangannya.

Menurut Pusat Grosir Pesantren ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi pesantren dan bagian dari program inkubasi bisnis kemandirian. “Melalui pusat grosir ini, pesantren dapat mengembangkan kegiatan wirausaha yang berkelanjutan dan juga menguntungkan pesantren dengan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” ujar Basnang

Peran Pesantren

Selain itu pusat grosir akan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi pesantren yang dapat mendukung operasional dan pembangunan infrastruktur pendidikan. Basnang menambahkan pusat grosir ini juga berpotensi memperkuat ekonomi lokal dengan meningkatkan produksi dan distribusi barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sembako, alat tulis, buku, pakaian, dan perlengkapan ibadah yang sangat dibutuhkan oleh pesantren dan masyarakat di sekitar Tegalrejo.

Bansang menambahkan Pesantren Salaf Tegalrejo bukan hanya berperan sebagai lembaga pendidikan agama saja. Akan tetapi, lanjutnya, pesantren juga bisa mnjadi agen pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Adanya program inkubasi bisnis yang mengintegrasikan dakwah dengan keterampilan sehari-hari, memungkinkan pesantren untuk memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para santrinya. “Melalui program ini, kami berharap para santri tidak hanya dibekali ilmu agama tetapi juga keterampilan untuk mandiri secara ekonomi, yang sangat dibutuhkan di era sekarang,” tambah Basnang.

Basnang juga menjelaskan bahwa tim pengelola melakukan beberapa persiapan matang. Salah satunya adalah studi pasar yang mencakup analisis kebutuhan pasar pesantren, identifikasi pesaing, dan segmentasi pasar. Selain itu, juga menyusun rencana bisnis yang jelas berserta visi dan misi jangka panjangnya.

Selain itu juga ada perencanaan operasional yang matang, termasuk penggunaan teknologi untuk sistem kasir dan pencatatan keuangan. Harapannya penggunaan teknologi ini dapat mempermudah pengelolaan bisnis ini. Ada juga platform digital yang menjadi bagian dari strategi untuk memperluas jangkauan pasar dan memudahkan transaksi dengan pelanggan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *