P3M.OR.ID. Peran alumni pesantren sangat penting dalam melakukan transformasi sosial dalam bidang apapun. Untuk itu santri alumni pesantren setelah lulus harus melakukan transformasi sosial dengan al-inzar atau berbuat sesuatu yang yang berdampak di segala bidang
Hal tersebut dikatakan KH Abdul Hamid Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Pada acara halaqah alumni Sabtu (10/02) Kiai Hamid Mengungkapkan pentingnya peran alumni pesantren. “Santri adalah status ketika mondok melakukan proses tafaqquh fiddin (mendalami ilmu, red.). Namun setelah lulus harus melakukan transformasi sosial dengan al-inzar, yaitu berbuat sesuatu yang yang berdampak pada transformasi sosial di segala bidang,” katanya.
Kiai Hamid juga menyinggung pentingnya silaturahim antara alumni dan pesantren karena merupakan modal dasar untuk membangun jejaring dakwah dan pelayanan masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan Islam. “Keduanya sama-sama bisa berkembang atas dasar kesamaan almamater untuk memberikan peran dalam transformasi sosial di masyarakat,” jelas Rektor Universitas Nurul Jadid (Unuja) ini.
Dirinya berharap forum halaqah alumni fokus memikirkan bagaimana pelayanan kemasyarakatan dan dakwah secara sistemik dan sistematis. Utamanya melalui sektor ekonomi, setelah sektor agama dan pendidikan. “Sinergitas menjadi kata kunci penting untuk saat ini,” tegasnya.
Alumni Pesantren
Sebelumnya Kiai Hamid juga menyampaikan bahwa fungsi pesantren itu di titik tafaqquh pendidikan dan pengkaderan. Akan tetapi juga titik untuk memulai proses pelayanan masyarakat dan dakwah. “Kita memikirkan bagaimana dua peran lainnya, pelayanan kemasyarakatan dan dakwah” ujarnya. Kegiatan halaqah alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, Jawa Timur merupakan rangkaian dari kegiatan pra-haul dan Hari Ulang Tahun ke-75 pesantren tersebut.
Sekedar informasi Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton adalah salah satu pesantren tua di Probolinggo. Kelahirannya mengiringi pesantren pendahulunya semisal PP Nurul Qadim dan PP Zainul Hasan Genggong. Dalam acara tersebut membahas tiga tema. Pertama adalah pengembangan ekonomi pesantren melalui Badan Usaha Milik Pesantren (BUMPes). Kedua, pemberdayaan laziskaf dan ketiga, pendidikan layanan guru tugas.Di tahun 2018 ini, PP Nurul Jadid memasuki tahun ke-69 di bawah asuhan KH Zuhri Zaini dengan jumlah santri mencapai 7.500-an orang lebih.