Pesantren Assalafiyah terletak di desa Mlangi, Kelurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Slemana, Yogyakarta. Dirintis sejak juni 1936 oleh Kyai Masduki yang lahir di Bantul tahun 1901 dan pernah menimba ilmu antara lain di pesantren Tremas, Pacitan. Pondok ini mencatat kemajuan berkat putra Kyai Masduki yang bernama Suja’i, alumni pesantren Krapyak, Lasem, dan Tegalrejo. Ia menerima kepemimpinan pesantren sesudah ayahnya mengundurkan diri karena usia lanjut. Selama mengasuh pesantren ini, Kyai Suja’i mengambil langkah pembenahan ke dalam, antara lain penertiban administrasi pesantren, mendirikan organisasi pesantren dengan sejumlah staf yang memiliki tugas masing-masing, serta pembenahan kurikulum.
Untuk tahun 1982/1983, santri yang belajar di sini berjumlah 150 orang, seluruhnya putera. Hanya lima orang diantara mereka yang tidak mukim. Sebagian dari mereka ada yang mengaji sambil bersekolah, atau sambil bekerja di pabrik tenun atau batik.
Dalam sistem pengajarannya, mereka dibagi ke dalam tiga kelompok dengan kitab pegangan yang berlainan, kelompok Ibtidaiyah antara lain menggunakan kitab Jurumiyah, Aqidatul Awam, Hidayatu Shibyan, Washoya, Durratul Bahiyyah, dan Al-Qur’an. Tsanawiyah menggunakan kitab Imriti, Sharaf Amtsilah, Qawaidful I’rab, Taqrib, Aqidatul Islamiyah, Jawahirul Kalamiyah, dan Ta’lim Muta’alim. Aliyah awal mempelajari kitab Alfiyah (awal), Fathul Mu’in (Awal), Fathul Wahab (Awal), dan Durotun Nasihin. Sedangkan Aliyah Tsnai, Fathul Muin (Tsani), Alfiyah (Tsani), Ibnu Aqil Syarah Alfiyah, Shahih Bukhori, Mahalli, Tafsir Jalalain dan Ihya Ulumiddin.
Di luar jam pengajian rutin, sebagian santri terlibat dalam beberapa kegiatan latihan ketrampilan. Antara lain pertanian, perikanan dan pertukangan yang meliputi jahit menjahit, merajut serta dekorasi. Untuk pertanian, pesantren telah memiliki sawah latihan seluas 360 m2. Sedang untuk perikanan digunakan dua buah kolam tempat membudidayaka ikan gurame, tawes, dan ikan mas.
Secara keseluruhan komplek pesantren ini menempati areal seluas 1000 m2 dengan beberapa fasilitas fisik, antara lain sebuah mushola, kantor, rumah kyai yang merangkap perpustakaa, 4 buah ruang belajar, 1 buah asrama santri, sebuah ruang untuk praktek ketrampilan, warung, MCK, dan kolam pemandian umum.
Perkembangan
Bangunan fisik Assalafiyah masih belum sempurna, kamar-kamar yang masih minim dan belum adanya ruang kelas resmi yang digunakan sebagai tempat formal pengajian. Namun fasilitas standar untuk hidup dengan sehat dan baik cukup terpenuhi, dibuktikan dari adanya WC, tempat / kolam pemandian, rental komputer, tempat parkir dan ruang dapur bagi para pecinta masakannya sendiri, lapangan volley dan tennis meja, yang cukup memadai.
Tahun 2009 adalah sejarah baru bagi Assalafiyyah, pembagunan gedung sebelah utara untuk santri putra telah dianggap cukup enak ditiduri, sehingga 5 kamar baru di tingkat dua siap dimanfaatkan. Tepat setelah akhiris sanah 1430 H, santri putra mengadakan boyongan kamar.
Kurikulum
1. Jenjang pengajian dibagi tiga :
a. Thobaqoh Ula (Pra Semester) : 3 tahun
b. Thobaqoh Wustho (Semester) : 3 tahun
c. Thobaqoh ‘Ulya (Pasca Semester) : 3 tahun
2. Santri dapat mengampil jenjang dan semester manapun setelah melalui test masuk dan atau Ujian Lompatan.
3. Jenjang Pra Semester mengikuti sistem paket (semua mata pengajian adalah mata pengajian pokok), sehingga apabila ada satu mata pengajian yang tidak lulus, maka santri yang bersangkutan tidak dapat mengambil satupun mata pengajian program di atasnya.
4. Pada jenjang Semester, santri dapat mengambil mata pengajian manapun yang telah dipenuhi syarat-syarat pengambilannya, setelah disetujui oleh Pembimbing Akademik.
5. Pada jenjang Semester, mata pengajian Fiqih dan Alat merupakan mata pengajian pokok, selain itu adalah non-pokok
6. Meskipun menganut SKS (Sistem Kredit Semester), pada jam-jam mengaji, santri tetap diwajibkan melakukan kegiatan ta’allum, baik formal (mengikuti pengajian di kelas) maupun personal dengan dibimbing Qori’in.
7. Satu sks (satuan kredit semester, dengan huruf kecil) berarti dalam satu minggu belajar di kelas (tatap muka dengan guru) selama 3 jam dan di luar kelas 3 jam.
8. Jenjang Pasca Semester hanya bisa diambil setelah semua mata pengajian pada jenjang Semester dinyatakan lulus.
Program Tahfidzul Qur’an Pondok As-Salafiyyah
Khusus pondok putri, juga diadakan program Tahfidzul Qur’an yang kedudukannya sama dengan Thobaqoh Ulya (Pasca Semester). Akan tetapi program ini bukan atau belum masuk program kerja Majelis Qoriin, masih dipegang dan dikendalikan oleh Ibu Nyai Dafinatul ‘Ulum Al-Khafidzoh (Putri Bapak Kyai), yang juga alumni dari Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta (Pengasuh Mbah KH. Mufid Mas’ud). Setiap dua tahun sekali diadakan acara wisuda tahfid bersamaan dengan acara pengajian akbar akhir tahun (biasanya dilakukan pada siang harinya). Hingga tahun 2009 sudah dilaksanakan wisuda tahfidz sebanyak 7 angkatan.
Mata Pengajian dan Kitab Acuan Yang Digunakan
Berikut adalah daftar mata pengajian dari tiga thobaqoh yang ada, beserta besar kredit semester dan kitab yang menjadi acuannya. Ini mulai diterapkan sejakSanatud Dirosah 1426-1427 H, setelah mengalami berbagai perbaikan sejak sistem SKS diterapkan pada 1995.
Kontak
Pondok Pesantren Assalafiyyah Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman
Pendiri : KH. Masduqi
Pemimpin : KH. Suja’i Masduqi
Alamat : Mlangi, Nogotirto, Gamping, Slema, Yogyakarta, 55292
Telepon : (0274)7435330