Profil Pesantren

Darunnajah, Ulujami Kebayoran Lama Jakarta Selatan

131
×

Darunnajah, Ulujami Kebayoran Lama Jakarta Selatan

Sebarkan artikel ini

P3M, Jakarta –Madrasah Islamiyah Petunduhan Palmerah, Jakarta Selatan, yang dibangun tahun 1940, dibongkar tahun 1950. Karena yang ditempati akan digunakan untuk perluasan kompleks olah raga Senayan, dalam rangka Asian Games. Sebagai gantinya pihak madrasah membeli seluas 5 ha di Ulujami. Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam pada tahun 1974 mendirikan pesantren Darrunnajah.

Perintis pesantren ini adalah Drs. H. Machrus Amin, pernah mondok di Gontor, Ponorogo dan kemudian menamatkan studi di IAIN Jakarta. Pada awalnya Kyai Mahrus Amin hanya mengembangkan system madras, terdiri dari SD, Tsanawiyah, dan Aliyah. Baru Kemudian diselenggarakan pengajian kitab secara wetonan bandungan. Pelajaran madrasah disesuaikan dengan kurikulum negeri; ditambah dengan beberapa kitab, antara lain Bulughul Murom, Subulus Salam, Ajurumiyyah, dan Bidayatul Mujtahid. Sedangkan dalam pengajian setiap sore memakai Fathul Qarib dan Tafsir Jalalain.
Di tahun ajaran 1984, santri/murid seluruhnya berjumlah 880 orang, 324 putra dan 538 putri, dengan santri mukim 753 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Untuk menampung santri mukim, pesantren menyediakan 58 buah kamar pemondokan, sedangkan untuk kegiata belajar tersedia 33 buah lokal. Pesantren juga memiliki sarana olah raga terdiri dari lapangan untuk volley, basket, badminton, dan sepakbola. Perpustakaannya memiliki 1000 judul buku, 700 judul diantaranya buku agama.
Untuk mengisi waktu luang santri, pesantren menyelenggarakan berbagai latihan menjahit, keputrian, kepemimpinan dan mengetik. Sejumlah santri pernah mengikuti beberapa latihan manajemen, kesenian, unit usaha, pengembangan pesantren dan masyarakat dan latihan perpustakaan. Sebagai pengabdian kepada masyarakat pesantren ini telah mempelopori didirikanya Usaha Bersama pengrajin peci, anggotanya berjumlah 60 orang terdiri dari para pengrajin di sekitar pesantren, dengan modal awal sebesar Rp 4 juta.
Pada tahun 1983, pesantren ini mendapat penghargaan dalam lingkungan hidup se-DKI Jakarta, sebagai penyelamat lingkungan. Tahun berikutnya, masjid pesantren dinilai sebagai masjid paling bersih. Terletak di desa Ulujami, Kecamatan Kebayoran Lama, lokasi ini hanya berjarak 20 km sebelah Selatan pusat kota metropolitan Jakarta. Berbagai kendaraan umum, khususnya taksi, dapat menjangkau lokasi dengan mudah.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *