KabarKabar PesantrenPilihan Editor

Pimpinan Pesantren Penyelenggara Ma’had Aly Berkumpul Rumuskan Kurikulum

488
×

Pimpinan Pesantren Penyelenggara Ma’had Aly Berkumpul Rumuskan Kurikulum

Sebarkan artikel ini

 

Lembaga pendidikan pesantren penyelenggara Ma’had Aly melahirkan banyak ulama besar, namun ada beberapa PR yang harus terselesaikan terkait lembaga pendidikan tinggi pesantren ini, yaitu rekognisi atau pengakuan.

 

P3M.OR.ID. Para pimpinan pesantren penyelenggara Ma’had Aly berkumpul di Surabaya untuk mendiskusikan kurikulum. Selain itu, acara yang diinisiasi Departemen Agama ini juga membahas digitalisasi pesantren hingga aplikasi kitab kuning.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, lembaga pendidikan pesantren termasuk pesantren penyelenggara Ma’had Aly melahirkan banyak ulama besar. Alumnusnya juga telah berkiprah dalam berbagai sektor baik formal maupun non formal. Namun, kata Ramdhani, ada beberapa PR yang harus terselesaikan terkait lembaga pendidikan pesantren, yaitu rekognisi atau pengakuan. “Atas dasar itu, Kemenag terus berupaya untuk mendorong rekognisi alumni pesantren. Salah satunya memberikan fasilitasi kepada para santri melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB),” katanya.

Ramdhani menyebut alumni Pendidikan Diniyah Formal (PDF), melalui skema PBSB, bisa kuliah di perguruan tinggi negeri. Kemudian para alumni pesantren juga dapat mengambil jurusan kedokteran, akuntansi, dan hubungan internasional. Namun hal tersebut belum selesai.

Kemudian Ramdhani memberikan contoh alumnus Marhalah Tsaniah Ma’had Aly (setara S-2) ada yang terkendala ketika hendak melanjutkan S-3. “Ketika dia mau daftar S-3 di kampus umum menggunakan ijazah Ma’had Aly, pihak kampus tidak tahu. Begitu ditanya akreditasi dan disodorkan hasil akreditasi Ma’had Aly yang hasilnya mumtaz alias unggul, mereka juga tidak tahu,” ujarnya.

Adaptasi Penyelenggara Ma’had Aly

Untuk itu ia mengajak seluruh mundir untuk terus meningkatkan kualitas Ma’had Aly. Sebagai bagian dari subsistem pendidikan nasional, ke depan Ma’had Aly sudah siap terakreditasi oleh lembaga seperti Lamgama (Lembaga Akreditasi Mandiri Sains Alam dan Ilmu Formal). “Akreditasi dari Majelis Masyayikh dengan hasil mumtaz (A), jayyid (B), dan maqbul (C) seperti yang selama ini harus terus berlanjut, tetapi sebagai pelengkap perlu  ada tambahan yaitu akreditasi dari lembaga semacam Lamsama,” lanjutnya.

Ketika nanti Ma’had Aly memperoleh akreditasi mumtaz dari Majelis Masyayikh maka akan mendapatkan juga predikat unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi Ma’had Aly. “Saya yakin Ma’had Aly akan menapaki kejayaannya ketika ia mampu beradaptasi dengan dinamika peraturan perundang-undangan yang ada,” kata dia.

Sementara itu Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono menyatakan pentingnya pertemuan para Mudir Ma’had Aly. “Forum Mudir Ma’had Aly ini merupakan jembatan untuk bagaimana komunikasi dengan para pihak, terutama dengan Kemenag,” tutur Waryono. Ada beberapa narasumber yang memberikan materi dalam pertemuan ini. Di antaranya KH. Afifudin Muhadjir (pengasuh PP. Salafiyah Syafi’iah Sukorejo), Prof. Nur Syam (Guru Besar UIN Surabaya), dan Prof. Abd. A’la Basyir (Anggota Majelis Masyayikh).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *