Suraji Sukamzawi |
Film dokumenter hasil karya santri pesantren dari berbagai daerah dipromosikan hingga ke London di Festival Film Santri. Hingga kini ajang yang sudah dimulai pada Juni tahun lalu ini sudah disaksikan sekitar 3200 penonton. Mulai di berbagai pesantren, komunitas di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Maluku hingga ke London, Inggris.
“Di sana, film-film tersebut mendapat apresiasi respon yang positif,” ujar project officer Search for Common Ground (SFCG) Indonesia, Suraji kepada detikHOT.
Akhir tahun lalu, film-film ini ditonton saat workshop Indonesian Cinema di The Centre for South East Asian Studies, SOAS, University of London. Saat itu terdapat 20 panelis yang persentasi dengan berbagai tema.
Di antaranya dari Amerika, Belanda, Singapura, Inggris, dan lain-lain. Salah satu film yang mendapatkan respon positif adalah ‘Santri Punk’ yang dibuat oleh Ponpes Nahdlatul Ulum dari Maros, Sulawesi Selatan.
“Mereka terkesan dengan film itu. Kok ada santri seperti itu. Jadi anak punk tapi juga mondok (tinggal di dalam pesantren),” ujarnya. Dalam film berjudul ‘Santri Punk’ tersebut memang menceritakan kehidupan seorang santri bernama Zauki yang ‘nyantri’ di pesantren. Namun juga menjadi anak punk dan bersahabat dengan anak-anak punk.
Festival Film Santri ini diselenggarakan berkat kerja sama antara SFCG, The Wahid Institute, dan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).
Menurut Suraji, pemilihan 10 pesantren di tanah air adalah daerah yang memiliki sorotan secara nasional. Serta terdapat tensi ketegangan sosial yang tinggi dan rentan konflik karena agama. “Sedangkan pesantren punya tradisi yang kuat untuk menciptakan perdamaian.”
Harapannya, ke depannya festival film ini akan secara kontinu diadakan tiap tahunnya. Serta bagi para peserta yang menjadi finalis agar menyebarkan pesan perdamaian melalui film dokumenter.
Post: Hot.Detik.com
Link: http://hot.detik.com/read/2014/02/26/144736/2509071/1059/diam-diam-film-dokumenter-produksi-anak-pesantren-dipromosikan-hingga-ke-london