P3M.OR.ID. Sebuah pendekatan unik pencegahan perundungan di pesantren berlangsung di tiga kabupaten. Melalui program Teater Masuk Pesantren menjadi bagian program anti perundungan yang semakin marak terutama di pesantren.
Teater Masuk Pesantren merupakan program seni pertunjukan sebagai kampanye anti perundungan khususnya di lingkungan pesantren. Program ini diinisiasi oleh Soekarno Hatta sebagai respons terhadap maraknya perundungan di pesantren. Harapannya dengan adanya program ini dapat mengurangi, bahkan menghilangkan aksi perundungan di lingkungan tersebu
Acara Teater Masuk Pesantren (TMP) berlangsung dari 12-16 Februari 2025 lalu. Ada tiga kabupaten yang menjadi tempat berlangsungnya pentas teater yaitu Kabupaten Gowa, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Selayar. Pemilihan terhadap ketiga kabupaten berdasar pada banyaknya pesantren pada wilayah tersebut. Munculnya program ini berlatar belakang maraknya perundungan di wilayah Sulawesi Selatan. Harapannya melalui medium kesenian kasus perundungan menjadi berkurang.
Pagelaran pertama pada Rabu, 12 Februari 2025 bertempat di Pondok Pesantren Modern Al-Fityan Gowa. Kemudian menyusul Jumat, 14 Februari 2025, Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba. Sedangkan Minggu, 16 Februari 2025 pertunjukkan berlangsung di Pondok Pesantren Babussalam Selayar
Skema pelaksanaan Teater Masuk Pesantren dengan riset gagasan tematik. Kemudian melakukan penulisan naskah yang akan menarasikan sejumlah fakta tentang perundungan yang kemudian menjadi pertunjukan teater. Setelah selesai pertunjukan ada diskusi untuk bertukar pendapat tentang isu perundungan.
Upaya Mitigasi
Adapun sutradara dan penggagas program ini adalah Sukarno Hatta. Ia menyebut kegiatannya sebagai upaya mitigasi terhadap praktik perundungan dan sebagai kampanye anti perundungan, khususnya para santri. Upaya mitigasi ini dengan melaksanakan diskusi setelah pertunjukan.
Dari diskusi ini, lanjut Sukarno Diskusi juga memberi kesempatan untuk mengungkapkan dan mendalami makna dari pertunjukan yang baru saja disaksikan, setiap narasumber diskusi memberi pendapat dan menafsirkan sebuah pertunjukan dengan cara yang berbeda.
Sementara itu Manajer Produksi Teater Masuk Pesantren, Sabri Sahafuddin mengatakan acara ini berkolaborasi dengan tiga pondok pesantren. “ Kami bekerjasama dengan Pondok Pesantren Modern Al-Fityan Gowa. Kemudian Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba. Dan terakhir dengan Pondok Pesantren Babussalam Selayar,” jelasnya. Selain itu juga bekerja sama dengan beberapa komunitas seni seperti Kala Teater, Aruwa Studio, Sanggar Seni Sipakainge dan Meditatif Films, Toko Bekal Hidup dan Toko Tepi Jalan.