KabarKabar PesantrenPilihan Editor

ITS Lakukan Latihan Digipreneur Santri Dengan Teknologi VR

42
×

ITS Lakukan Latihan Digipreneur Santri Dengan Teknologi VR

Sebarkan artikel ini
Para santri di Mathla’ul Amin saat mencoba simulasi berbagai macam profesi melalui teknologi VR ( foto dok..its.ac.id)

“Kita menggunakan pendekatan teknologi VR untuk melakukan simulasi pekerjaan. Adanya dukungan teknologi VR, diharapkan visualisasi tiap bidang profesi dapat semakin tergambar,” ujar Siska yang juga dosen Departemen Teknik Informatika ITS.

P3M.OR.ID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar pelatihan berbasis virtual reality (VR) dengan Pesantren Mathla’ul Amin, Sumenep. Selain memperkenalkan berbagai profesi dengan simulasi dengan teknologi VR, juga membekali santri dengan kemampuan digipreneur .

Menurut Siska Arifiani SKom MKom salah satu tujuan kegiatan tersebut adalah meningkatkan kemampuan digipreneur santri . Selain itu juga mengenalkan pendekatan VR tentang profesi yang dapat menjadi peluang berwirausaha. ” Kita menggunakan pendekatan teknologi VR untuk melakukan simulasi pekerjaan. Harapannya adanya dukungan teknologi VR visualisasi tiap bidang profesi dapat semakin tergambar,” ujar Siska.

Dosen Departemen Teknik Informatika ITS tersebut kemudian menjelaskan bahwa pelatihan juga mengenalkan bermacam bidang usaha seperti manajemen, industri kreatif, agribisnis. Kemudian juga industri teknologi informasi, hingga kesehatan. dalam pelaksaannya, kegiatan ini melibatkan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) pesantren tersebut.

Daya Tarik Bagi Santri

Selain itu,  pada aplikasi VR juga menyajikan berbagai misi yang santri harus menyelesikannya seperti main game. Salah satu contohnya industri otomotif. Dengan teknologi VR para santri mendapatkan visualisasi yang utuh seperti sebuah bengkel sepeda motor. Maka dalam VR ada juga visualisasi komponen-komponennya yang kemudian harus direparasi oleh mereka dengan visualisasi nyata.

Berkat inovasi teknologi dan peran sebelas mahasiswa, kegiatan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi santri karena mereka dapat belajar sesuatu yang baru menggunakan teknologi yang menyenangkan. “Saya berharap, ke depan akses informasi dan ilmu pengetahuan seperti ini dapat diakses dengan mudah oleh semua orang,” ungkapnya.

Perempuan asal Sumenep tersebut menambahkan, pengetahuan di bidang pemasaran digital penting untuk dikuasai karena dapat mempercepat perkembangan suatu usaha. Keahlian tersebut berpotensi dapat menarik banyak konsumen melalui media sosial dan kanal digital lainnya. “Sehingga, kecakapan pemaparan digital menjadi hal esensial di era revolusi digital,” paparnya.

Kegiatan ini bertujuan mendukung program One Pesantren One Product (OPOP) tersebut bertujuan untuk dapat merealisasikan salah satu misi dalam Sustainable Development Goals (SDGs), tepatnya poin 8. Poin tersebut berhasil diimplementasikan pada santri  dan menjadi upaya menciptakan pekerjaan produktif dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *