P3M.OR.ID. Beberapa lembaga melakukan konsolidasi untuk mengimplementasikan pesantren ramah anak. Adapun lembaga tersebut adalah Ma’had Aly, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan beberapa organisasi intelektual.
“Pesantren Ramah Anak lahir dari masalah publik yaitu munculnya masalah masalah internal yang wilayahnya dianggap wilayah eksklusif yaitu otoritas lembaga pendidikan. Tetapi karena kita negara hukum, maka lembaga pendidikan setidaknya harus menjadi ramah anak, khususnya pesantren. Kementerian Agama bersama kementerian, kampus dan organisasi-organisasi lainnya melakukan penggalangan untuk mencapai aksi nyata,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Arskal Salim di Jakarta.
Lebih lanjut Prof. Askal menekankan pentingnya aksi antar kementerian/lembaga. Maka dari itu Kemenag berkonsolidasi dengan PTKIN, Ma’had Aly dan Organisasi Intelektual untuk menciptakan lingkungan pesantren ramah anak.
Sementara itu Staf Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Zahrotun Nihayah, mengapresiasi langkah Kemenag menjalin kolaborasi lintas sektor tersebut. Menurutnya hal penting dalam upaya mempercepat implementasi kebijakan pesantren ramah anak. Dirinya kemudian berharap terobosan ini akan memperjelas peran kontribusi nyata untuk PSGA dan Intelektual Psikologi seperti yang PPIM lakukan. Selain itu, Zahrotun menyebut perlu adanya Community Mental Health di Pesantren. Hal ini adalah bagian dari upaya agar santri agar kita tidak hanya memikirkan pengasuhan saja tapi juga memikirkan sisi psikologis santri.
Tantangan
Sedangkan Kasubdit Pendidikan Salafiyah dan Kajian Kitab Kuning, Yusi Damayanti menjelaskan berbagai strategi dan tantangan dalam menerapkan konsep Pesantren Ramah Anak. Dalam sesi diskusi, peserta aktif menyampaikan gagasan, pengalaman, dukungan dan rekomendasi untuk memperkaya program yang sedang berjalan.
Sekedar informasi kementerian Agama menggelar konsolidasi nasional dengan sejumlah pihak dalam rangka memperkuat implementasi Pesantren Ramah Anak di seluruh Indonesia. Acara yang berlangsung pada Kamis (6/3) ini melibatkan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia. Kemudian juga Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Ma’had Aly se-Indonesia dan para Kaprodi Fakultas Psikologi di PTKIN. Selain itu ada juga Tim Inovasi, dan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) dan Komunitas Inklusi dari Madrasah dan Pesantren.
Harapannya konsolidasi menjadi titik tolak penguatan koordinasi dan inovasi kebijakan, demi mewujudkan pesantren yang tidak hanya unggul secara akademik. Selain itu pesantren juga menjadi rumah yang penuh kasih sayang dan perlindungan bagi para santri di seluruh Indonesia.