Jakarta–Simposium Silaturahmi Kebangsaan: Indonesia Rumah Kita Bersama. Awalnya adalah bagian rangkaian diskusi penguatan pendidikan untuk internal jaringan HAM di dua daerah pilot project Islam dan Penegakan HAM Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Bogor dan Depok.
Adanya tanggapan positif dari PCNU Kabupaten Bogor untuk menindaklanjuti kegiatan P3M sebelumnya, pelatihan Islam wa taqwim ad-dharuriyyah al-Khamsah, akhirnya memunculkan ide membuat sebuah symposium lintas agama. Diambillah judul, Silaturahmi Kebangsaan: Indonesia Rumah Kita Bersama sebagai ajang pertemuan masyarakat lintas agama, terutama di Kabupaten Bogor, untuk membangun rasa persaudaraan dan mengembangkan sikap toleransi. Acara ini akhirnya terlaksana pada Minggu, 10 April 2011, di Sentul Convention Center, atas kerjasama berbagai pihak dengan melibatkan lembaga lintas agama, LSM, termasuk Pemda Kab. Bogor.
Ahsan Ustadi sebagai Ketua Panitia, sekaligus Sekretaris PCNU Bogor mengatakan bahwa, “Oleh karena itu, Indonesia Rumah Kita Bersama, ingin menegaskan kembali kebersamaan kita sebagai orang Indonesia yang terus menerus memperjuangkan kedamaian dan kebersamaan dalam payung Indonesia yang satu. Dengan tegas, kita mengingatkan kembali bahwa Indonesia Rumah Kita bersama.”
Lebih dari itu, Suraji Sukamzawi, Program Officer Islam dan Penegakan HAM P3M, mengatakan bahwa symposium ini adalah upaya untuk menggugah kembali kepedulian bersama bangsa Indonesia, dari lingkup masyarakat Bogor.
“Kita ingin menggugah kepedulian dari semua elemen masyarakat di Bogor untuk menjaga dan menumbuhkan toleransi antar umat beragama. Karena itu, semua elemen keagamaan harus dilibatkan untuk menciptakan komitmen bersama.” Tuturnya.
Selain itu menurutnya acara ini juga mengandung pesan untuk mengingatkan pada semua elemen akan perlunya kembali mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan individu atau golongan.
“Tema Silaturahmi Kebangsaan; Indonesia Rumah Kita Bersama merupakan pesan yang ingin kita sampaikan bahwa kepentingan bangsa harus diutamakan daripada kepentingan kelompok, agama, suku, atau golongan.” Katanya lebih lanjut.
Selain itu, silaturahmi kebangsaan ini dimaksudkan untuk menguatkan kembali wacana-wacana tentang toleransi, perbedaan, dan misi perdamaiaan agama-agama, di tengah mengerasnya suasana keberagamaan yang hari-hari ini sedang melanda umat beragama di Indonesia.
Misi perdamaian dan kemanusiaan itu harus dipertegaskan kata bapak satu anak ini lebih lanjut, “Semua agama mempunyai misi perdamaian dan kemanusiaan, karena itu kita mengecam tindakan kekerasan atas nama agama.”
Terakhir Suraji Sukamzawi, menekankan bahwa terbangunnya toleransi antar umat beragama akan menguatkan sendi-sendi kehidupan bangsa lainnya, demi kemaslahatan bersama, “Kalau toleransi sudah terbangun di masyarakat, lebih maju lagi kita bisa bersama-sama memperjuangkan terpenuhinya hak-hak kita sebagai warga negara, kita bisa membicarakan masalah kemiskinan, problem sosial yang kita hadapi saat ini.”