P3M.OR.ID. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) akan menyelenggarakan Mainstreaming dan ToT Pengelolaan Sampah di Pesantren. Hal ini menandai tahap kedua program pengelolaan sampah yang melibatkan 5 pesantren di Jawa. Program ini menyusul program serupa dengan 10 pesantren. Harapannya adanya program tahap kedua semakin menguatkan kemandirian pesantren dalam pengelolaan sampah.
“Kami melihat pesantren sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter generasi muda, termasuk kesadaran lingkungan,” ujar Fitria Ariyani, manajer Program pengelolaan sampah di Pesantren P3M. Menurutnya melalui program dengan taglane, “Jihad Santri Melestarikan Bumi’, adalah bagian dari memberdayakan santri dan pengurus untuk menjadi agen perubahan lingkungan yang konkret.
Menurut Fitria saat Indonesia berhadapan dengan tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023 menunjukkan timbulan sampah nasional mencapai 38 juta ton per tahun. “Angka ini menunjukkan hampir 38% atau 14,6 juta ton belum terkelola dengan baik,” tambah Fitria.
Keadaan ini, lanjut Fitri jelas mencerminkan krisis yang tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat. “ Di tengah kondisi ini, institusi pendidikan seperti pesantren yang memiliki komunitas besar dan pengaruh luas, memiliki peran krusial. Selain itu juga dapat menjadi bagian dari solusi. Namun penelitian terbaru tersebut menunjukkan pesantren masih bergulat dengan sistem pengelolaan sampah yang efektif,” tambahnya.
Penelitian P3M
Sementara itu Direktur P3M KH. Sarmidi Husna menjelaskan hasil penelitian P3M tahun 2025 di lima pesantren yaitu Cijawura Bandung, Bumi Cendekia Jogjakarta. Kemudian SirajuthTholibin Grobogan, Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, dan Nurul Islam Jember terungkap fakta mengejutkan. Dari penelitian tersebut menunjukkan belum ada sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang terpadu. “Kesadaran santri dan staf juga masih fluktuatif. Kemudian diperparah dengan keterbatasan sarana seperti komposter dan rumah maggot. Selain itu minimnya SOP dan kebijakan internal semakin keadaan. Saya kira ini adalah ironi. Padahal ajaran Islam sangat menekankan kebersihan sebagai bagian dari iman,” jelas Kiai Sarmidi
Menyikapi urgensi tersebut, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) berkolaborasi dengan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) meluncurkan sebuah inisiatif besar bertajuk “Mainstreaming dan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Sampah di Pesantren. “Dalam kegiatan ini melibatkan total150 santri dan pengurus pesantren dari berbagai wilayah. Kemudian ada 50 peserta khusus dari pengelola sampah di tiap pesantren yang akan menjalani Pelatihan Pelatih (ToT),” lanjutnya.
Kiai Sarmidi menambahkan kesadaran sampah tentang pentingnya pengelolaan yang efektif, berkelanjutan, dan bernilai ekonomi selaras dengan nilai-nilai kebersihan dalam Islam. “Harapannya ada perubahan paradigma tentang pengelolaan sampah akan terjadi secara masif di kalangan pendidik dan santri,” ujarnya.
Jihad Santri
Pesantren yang bersih dan sehat tidak hanya akan berdampak terciptanya lingkungan belajar yang nyaman. Selain itu akan menjadi mercusuar bagi upaya pelestarian lingkungan di seluruh Indonesia. “ Inilah “Jihad Santri” sesungguhnya: menjaga kebersihan bumi sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan,” ungkapnya.
Adapun lima pesantren yang akan mendapatkan program pengelolaan sampah antara lain adalah pesantren Nurul Islam Jember. Kemudian pesantren Bumi Cendekia Yogyakarta, pesantren Sirajuth Tholibin Grobogan. Tercatat juga ada Pesantren Cijawura Bandung dan pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar. Sebelumnya P3M juga berkolaborasi dengan CCEP Indonesia melakukan hal yang sama dengan 10 pesantren di Jawa. Kesepuluh pesantren itu adalah Pesantren Nur El Falah, Serang, Pesantren Buntet, Cirebon. Kemudian Pesantren Al Muhajirin, Purwakarta, Pesantren Al Ittihad Poncol Semarang, Pesantren Pesantren Al Anwar 2 Sarang Rembang, Pesantren API Tegalrejo Magelang. Selain itu juga pesantren Pesantren Al Miftah Mlangi Yogyakarta, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Al Muhajirin III Tambak Beras, Jombang dan Pesantren Al Fattah Siman Lamongan













