P3M.OR.ID. Aturan baru terbit dari Pemerintah Arab Saudi terkait pelaksaan ibadah haji tahun ini. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyatakan melarang anak-anak untuk menemani orang tuanya sebagai jamaah haji selama musim haji 2025 M/1446 H. Salah satu alasan terbitnya aturan ini adalah untuk melindungi anak-anak dari risiko kepadatan yang terjadi setiap tahun di Haramain.
“Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan anak-anak. Selain itu, kebijakan ini demi menghindari paparan bahaya apa pun kepada anak selama musim haji,” melansir dari laman Gulf News, Kamis (13/2/).
Kementerian Haji dan Umrah Saudi juga memberikan prioritas partisipasi haji pada tahun ini untuk calon jamaah yang belum pernah menunaikan haji sebelumnya. Selain itu juga mengingatkan kaum Muslimin bahwa haji adalah kewajiban sekali saja seumur hidup, bukan berkali-kali.
Pemerintah Saudi telah membuka pendaftaran untuk musim haji 2025 telah untuk warga negara dan penduduk Arab Saudi melalui aplikasi Nusuk dan portal daring resmi. Jamaah haji harus melakukan verifikasi informasi mereka dan menambahkan pendamping, khususnya bagi jamaah Muslimah yang memerlukan mahram.
Selain itu mulai 1 Februari 2025, Pihak kerajaan telah menerapkan kebijakan yang membatasi visa masuk bagi warga dari 14 negara. Indonesia termasuk bagian dalam kebijakan tersebut selain negara India, Pakistan, Bangladesh , Mesir, Nigeria, Aljazair dan lain lain.
Kebijakan baru itu menyebut mereka hanya dapat mengajukan visa dengan satu kali masuk (single-entry visa)saja. Bukan visa masuk ganda (multiple-entry visa) seperti sebelumnya. Penerapan kebijakan itu terkait dengan upaya mencegah jamaah yang mencoba menunaikan haji tanpa pendaftaran resmi. Dengan adanya pembatasan ini, pemerintah Arab Saudi berharap semua jamaah haji dapat berangkat melalui jalur resmi.
Pemerintah Arab Saudi juga menegaskan komitmennya untuk meningkatkan keselamatan jamaah dengan berbagai langkah, seperti: Kampanye kesadaran akan keselamatan bagi para jamaah. Peningkatan infrastruktur, termasuk tenda dan jalur perjalanan di situs suci. Penerapan sistem canggih untuk mengelola pergerakan jamaah agar lebih tertib dan aman.
