“Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pesantren dan penguatan nilai keagamaan, kita perlu berinisiasi untuk membuat Pusat Kajian, studi-studi tentang Pesantren, kita mulai dulu di PTKIN,” kata Basnang.
P3M.OR.ID. Pusat studi pesantren akan berdiri pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Pendirian tersebut bertujuan untuk meningkatkan kajian pendidikan pesantren. Selain itu juga untuk penguatan identitas keagamaan dan kebangsaan.
Hal terungkap pada acara Pembukaan Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Direktorat PD. Pontren Rabu (11/12). Menurut Direktur PD Pontren Basnang Basnang Said inisiasi pembentukan Pusat Studi Pesantren sudah dibahas saat Rapat Koordinasi Nasional Direktorat di Bogor, 5 Desember 2024. “Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pesantren dan penguatan nilai keagamaan, kita perlu berinisiasi untuk membuat Pusat Kajian, studi-studi tentang Pesantren, kita mulai dulu di PTKIN,” kata Basnang.
Menurutnya keberadaan Pusat Studi Pesantren dinilai penting untuk memanifestasikan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian “Pusat Studi Pesantren digagas di PTKIN untuk menguatkan nilai Tridharma Perguruan tinggi,” jelas Basnang. Harapannya Pusat Studi Pesantren ini akan terealisasi pada 2025. Sehingga sinergitas PTKIN dan pesantren semakin baik dan akan melahirkan prodi baru yaitu Manajemen Pendidikan Pesantren. “Saya harap tahun depan sudah bisa terlaksana ya programnya, bahkan bisa berkembang menjadi prodi baru.” harap Basnang.
Reformasi Pendidikan Pesantren
Selain itu Basnang menegaskan pentingnya reformasi struktural dalam sistem pendidikan pesantren. Ia menyebut bahwa pengorganisasian yang lebih baik dapat meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren. “Kita akan mendiskusikan struktur yang telah berubah dan bagaimana meningkatkan konsentrasi penanganan satuan pendidikan pesantren,” ujar Basnang.
Basnang juga menyoroti posisi Ma’had Aly sebagai institusi pendidikan yang kini memiliki kedudukan independen dalam sistem pendidikan nasional. “Ma’had Aly harus dipandang setara dengan institusi lainnya, seperti PTKIN dan PTUN, baik dalam relevansi akademis maupun kesempatan kerja bagi lulusannya. Hal ini bertujuan agar pendidikan pesantren semakin mendapat kepercayaan masyarakat,” jelasnya.
Dalam upaya menghadirkan pendidikan multidisipliner, Basnang menilai pentingnya diversifikasi jurusan di Ma’had Aly. Ia mengkhawatirkan keterbatasan satu jurusan dapat menghambat pemenuhan kebutuhan pengetahuan santri yang semakin beragam. “Santri perlu mendapatkan perhatian lebih dalam menentukan jurusan pendidikan mereka. Pengembangan program studi yang bervariasi harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Forum Rektor PTKIN se- Indonesia Masnun Taher mendukungan inisiatif pendirian Pusat Studi Pesantren. Menurutnya, untuk mewujudkan inisiasi baik ini prosesnya tidak sulit. “Insya Allah ini prosesnya mudah, tinggal Rektor meng- SK-kan saja,” tutur Masnun. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini menyampaikan bahwa untuk mendapatkan gambaran pendidikan keagamaan dan kebangsaan yang berkualitas, kajian-kajian tentang pesantren di PTKIN sangat dibutuhkan. “Gambaran Pendidikan Keagamaan yang berkualitas kita sangat butuh dengan kajian-kajian tentang Pesantren,” ujar Masnun.