KabarKabar PesantrenPilihan Editor

Sekretaris Kemenkop Sebut Pentingnya Membangun Jaringan Bisnis Kopotren

158
×

Sekretaris Kemenkop Sebut Pentingnya Membangun Jaringan Bisnis Kopotren

Sebarkan artikel ini
ekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenkopUKM) Arif Rahman Hakim

Untuk itu pesantren di berbagai daerah mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.

P3M.OR.ID. Membangun jaringan bisnis antar pondok pesantren lewat koperasi pesantren sangatlah penting. Untuk itu pesantren di berbagai daerah mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.

Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) Arif Rahman acara Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Bagi Kelompok Strategis, di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.”Dalam pengembangan ekonomi umat, membangun jejaring antar ponpes itu penting. Terlebih lagi, jumlah ponpes seluruh Indonesia banyak, bisa mencapai puluhan ribu ponpes dengan jumlah santri mencapai 17 juta santri,” ujar Arif

Untuk itu Arif berharap pesantren daerah mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing. Selain itu, dirinya juga mendorong kompontren dan ponpes, untuk berbagi peran dalam pengembangan produk unggulan demi memenuhi kebutuhannya.

Arif kemudian mencontohkan misal pesantren A memiliki wilayah subur, maka didorong untuk mengembangkan sektor pertanian. Lalu, ntren B mengembangkan sektor usaha lainnya. “Ponpes juga harus bisa memproduksi sandal jepit. Bayangkan, ada berapa banyak kebutuhan sandal jepit bagi para santri,” jelas dia.

Jaringan Bisnis

Selain itu Arif menilai, setiap ponpes itu memiliki keunggulan dan kemampuan masing-masing. Maka harus dapat saling mengisi. Arif mencontohkan potensi air bersih yang dimiliki Bumiayu, karena wilayahnya dikelilingi banyak pegunungan. Dirinya menambahkan, Kopontren dan ponpes bisa mengolah potensi air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. “Dan teknologi air minum seperti itu tidak mahal,” jelas dia.

Arif juga yakin adanya upaya tersebut bisa terwujud bila antar kopontren dan ponpes memiliki kesepakatan. Di Jepang, lanjut dia, masyarakatnya sudah bersepakat memakai produk dalam negeri. Baginya, Indonesia bisa meniru kesepakatan masyarakat seperti itu.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional KemenkopUKM Nasrun Siagian menambahkan, pihaknya akan terus memperkuat pola kolaborasi dalam membangun jaringan bisnis ponpes. Salah satunya, dengan Bank Indonesia (BI).

“Maka, pelatihan koperasi ini sebagai laboratorium bagi santri untuk berwirausaha. Kami yang akan menyiapkan tenaga pendamping untuk tata kelola dan manajemen koperasi, atau sesuai kebutuhan koperasi,” kata Nasrun. Harapannya pesantren yang ada mampu melahirkan sentra-sentra ekonomi baru yang mandiri. Menurutnya sudah banyak kopontren dan ponpes mampu memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *