Menteri Luar Negeri Marty M Natalegawa dalam konferensi “Gerakan Global Moderat” di Kuala Lumpur, Malaysia, mengatakan bahwa keanekaragaman yang dimiliki Indonesia bukanlah suatu masalah melainkan aset bangsa.
“Indonesia merupakan negara paling beragam di dunia, rumah bagi lebih dari 300 kelompok etnis dan mempunyai populasi Muslim terbesar di dunia. Namun, kami tidak pernah melihatnya sebagai suatu masalah melainkan melihatnya sebagai suatu aset, karakter nasional,” kata Marty dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
Indonesia, lanjut Marty, berhasil memelihara persatuan dan kesatuan nasional. Selain itu juga sukses melakukan transaksi sukses dari pemerintahan yang otoriter ke demokratis.
“Indonesia menghargai keragaman yang ada sepanjang terjadinya proses peralihan itu,” tukas Marty.
Marty juga menambahkan, Indonesia juga menghadapi ancaman separatis, ketegangan etnis, dan konflik agama. Bahkan, pada masa pergolakan setelah krisis 1998, beberapa pengamat dari jauh-jauh hari memprediksi kegagalan Indonesia.
“Tapi masyarakat kami, tetap berkomitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Kami melakukan berbagai pendekatan baru, reformasi pemerintahan, dan tantangan pun bisa dilalui,” tambah dia.
Selain itu, Indonesia juga mendirikan Forum Demokrasi Bali, forum antarpemerintah di Asia hanya untuk pertukaran pengalaman dan praktek dalam pembangunan politik.
“Kami juga melakukan pendekatan secara adil dan demokratis dalam menangani persoalan aspirasi dan kekhawatiran yang terjadi di masyarakat,” jelas dia.
Dalam forum yang pertama kali diadakan itu, Indonesia juga menyampaikan komitmennya untuk berkontribusi membantu membuat gerakan itu berkembang. “Gerakan Global Moderat” merupakan gerakan yang diprakarsai Malaysia untuk menangkal Islamofobia.
Gerakan itu juga sekaligus menjembatani hubungan dunia Muslim dan Barat dengan lebih luas dan memastikan suara-suara moderat, yang lebih banyak diam, agar bergerak guna menangkal dominasi ekstrimis.
sumber: antara