P3M.OR.ID. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengambil langkah strategis dengan menggelar sebuah konferensi berskala internasional. Konferensi ini berfokus pada transformasi pesantren di era modern. Adapun tujuan dari event ini adalah menyiapkan pesantren menghadapi tantangan zaman dan menjadi bukti komitmen PKB untuk kemajuan pendidikan Islam.
hal tersebut terungkap saat Sekretaris Dewan Syura DPP PKB, KH. Saifullah Ma`shum, memberikan keterangannya dalam konferensi pers di Kantor PKB, Jakarta, pada Selasa ( 17/6) .“Kegiatan ini digelar tanggal 24-26 Juni di Hotel Sahid yang akan diikuti oleh unsur-unsur peserta dari pengasuh pesantren di Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB serta Sulawesi dan diikuti juga Pengasuh lembaga pendidikan keislaman non pesantren,” kata KH. Saifullah Ma`shum.
Acara ini akan menghadirkan sekitar 300 peserta. Mereka terdiri dari pengasuh pondok pesantren dari berbagai penjuru negeri. Selain itu, PKB juga mengundang akademisi dan peneliti. Aktivis pendidikan dari perguruan tinggi Jabodetabek turut berpartisipasi. Perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam juga akan hadir.wan Pimpinan Pusat (DPP) PKB menjadwalkan acara ini secara cermat. Konferensi akan berlangsung pada 24-26 Juni 2025. Hotel Sahid di Jakarta dipilih sebagai lokasi utama. Pesertanya berasal dari berbagai latar belakang pendidikan.
Komitmen PKB untuk Kemajuan Pendidikan Pesantren
Kiai Saifullah menegaskan pentingnya konferensi ini. Menurutnya, acara tersebut adalah wujud nyata komitmen besar PKB. Partai ini ingin terus menjaga dan mengembangkan pendidikan pesantren. Terutama di tengah perubahan sosial yang begitu cepat dan dahsyat. “Kami akan mengundang aktivis-aktivis pendidikan dari perguruan tinggi sekitar Jabodetabek, para akademisi dan peneliti bidang kepesantrenan, serta mengundang ormas-ormas keislaman, lembaga dan banom NU dan lainnya dengan jumlah 300 peserta,” jelasnya.
PKB tidak hanya menjadi penyelenggara. Partai ini juga berperan sebagai pengawal gagasan. Mereka ingin memastikan pemikiran yang berkembang dapat diimplementasikan. Kolaborasi dengan lembaga pesantren menjadi kunci utama. “PKB ingin mendorong supaya pesantren lebih cepat lagi bergerak dalam proses perkembangan zaman. Itu lah peran PKB mendorong itu dan kami juga mengawal pemikiran yang berkembang di konferensi itu kita akan lakukan monitoring dan kolaborasi dengan lembaga pesantren supaya melaju dengan roadmapsnya agar ke depan pesantren bisa menjadi agen perubahan sosial,” sambungnya.
Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian
Kiai Saifullah menegaskan PKB tidak berniat merombak tradisi. Nilai-nilai seperti kesederhanaan dan hubungan kiai-santri harus dipertahankan. Inovasi harus berjalan tanpa mencabut akar budaya pesantren.Tema besar konferensi ini sangat relevan. Menciptakan Paradigma Baru untuk Pesantren
Tujuan akhir konferensi ini sangat jelas. PKB ingin membangun kesadaran kolektif baru. Para pengasuh, santri, dan pemangku kebijakan harus sadar tantangan besar di depan.
Kiai Syaifullah berharap acara ini melahirkan rumusan paradigma baru tentang transformasi pesantren ke depan. Sebuah sistem yang memungkinkan pesantren terlibat aktif dalam perubahan. Pesantren tidak boleh lagi hanya menjadi penonton. “Membuat munculnya rumusan paradigma atau sistem baru yang memungkinkan pesantren ikut terlibat dalam proses perubahan sosial. Bagi PKB jangan sampai pesantren hanya jadi penonton perubahan zaman, jadilah pemain sebagai agen perubahan,” tuturnya.
Sementara itu KH Maman Imanul Haq menyebutkan tema “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian” menjadi jiwa dari seluruh rangkaian acara. “Tema ini menegaskan komitmen kembali untuk mengeksplorasi, mendesign dan membangun pesantren yang mandiri, yang mempersiapkan generasi muda yang unggul menghadapi tantangan dan peluang masa depan tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai dasar kepesantrenan,” ungkap KH Maman Imanul Haq.
Menurutnya PKB sadar bahwa pesantren memiliki kekuatan tradisi yang kokoh. Namun, tantangan modern seperti kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi menuntut adanya inovasi. Transformasi dari luar dirasa belum berjalan maksimal.
Rangkaian Acara
Konferensi terkait isu transformasi pesantren ini memiliki tiga agenda utama. Pertama adalah simposium internasional. Kedua, forum diskusi kelompok (FGD). Ketiga, kunjungan lapangan ke industri modern.
Simposium akan menghadirkan tokoh-tokoh penting. Di antaranya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Ada juga Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Pakar pendidikan dari Iran, Turkiye, dan Mesir juga akan berbagi wawasan.
Rangkaian acara juga mencakup kunjungan lapangan. Tujuannya agar peserta melihat langsung perkembangan dunia modern. Mereka akan melihat bagaimana pesantren bisa berperan di dalamnya.