Jadwal Shalat DKI Jakarta Februari 2025
KabarKabar P3MPilihan Editor

P3M Gelar Halaqah dan Workshop Pengelolaan Sampah di Pesantren

146
×

P3M Gelar Halaqah dan Workshop Pengelolaan Sampah di Pesantren

Sebarkan artikel ini

Kesungguhan untuk menanggulangi masalah lingkungan itu adalah termasuk jihad. Selain itu Jihad tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan bersama-sama

P3M.OR.ID. Persoalan lingkungan menjadi tantangan bagi dunia saat ini. Untuk itu perlu jihad untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti masalah sampah, perubahan iklim, pemanasan global, dan lain-lain. Kesungguhan dalam menanggulangi masalah lingkungan itu adalah termasuk jihad. Selain itu Jihad tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus bersama-sama. Untuk itu Perhimpunan pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) menggelar workshop terkait pengelolaan sampah yang menjadi salah satu isu penting dalam kerusakan lingkungan.

Hal tersebut dikatakan Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (p3M) dalam Halaqah Nasional Memperingati Hari Santri “Jihad Santri Melestarikan Bumi” dan Workshop Managemen Pengelolaan Sampah di Pesantren dan Masyarakat. Untuk itu, lanjut Kiai Sarmidi, P3M memiliki inisiatif untuk mengangkat problem lingkungan di masyarakat dan pesantren dalam programnya. “ Menanggulangi masalah lingkungan adalah bagian menyambung semangat juang para kiai dulu. Kalau dahulu melawan penjajah, sekarang salah satunnya adalah berjuang mengatasi persoalan lingkungan. Tema kami menyambung dari taglane hari santri saat ini Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan.,” ujarnya.

Kiai Sarmidi kemudian menjelaskan, terkait masalah lingkungan, Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar NU di Cipasung 1994 telah memutuskan bahwa hukum mencemarkan lingkungan baik udara, air atau tanah adalah haram. “ Pelakunya sendiri dapat dianggap kriminal (jinayat). Keputusan selanjutnya adalah karena hukum pencemaran lingkungan sudah haram dan pelakunya kriminal, maka kalau ada kerusakan lingkungan, maka yang harus memperbaiki/ganti rugi kerusakan adalah pelaku pencemaran itu,” jelasnya.

Persoalan sampah di lingkungan pesantren, sudah menjadi problem bersama. Selain itu, persoalan sampah ini sudah mulai menimbulkan bahaya (mudarat). Berdasarkan kaidah, ad-dhararu yuzalu (bahaya itu harus dihilangkan). Keharusan menghilangkan bahaya/mudharat diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk menghilangkannya. Upaya yang sungguh-sungguh inilah bagian dari jihad. Karena jihad itu tidak hanya perang saja. Menghilangkan bahaya itu bagian dari jihad.

Peduli Lingkungan

Hal yang sama juga disampaikan oleh KH Miftah Faqih, ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). “ Kata jihad itu melakukan segenap kemampuan untuk menanggulangi masalah lingkungan. Untuk menghadirkan solusi kita tidak boleh sendiri. Sendiri. Jihad ini harus dilakukan bersama-sama,” ungkap Kiai Miftah.
Menurut Kiai Miftah, manusia yang terhormat adalah manusia yang mempunyai kepedulian. “Dalam hal ini adalah peduli terhadap sesamanya dan peduli terhadap lingkungannya. Karena dulu para kiai itu menjadi kiai tidak cukup mengerti ilmu agama. Kiai itu harus mengerti terhadap persoalan sosial yang ada disekitarnya termasuk juga masalah lingkungan,” ungkap Kiai Miftah.

Sedangkan ibu Lucia Karina dari Coca-Cola EuroPasific Partners Indonesia menyebut masalah lingkungan seperti sampah itu sebetulnya bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja. “ Persoalan ini tanggung jawab semua insan. Bukan tanggung jawab perusahaan atau pemangku kebijakan saja,” ungkapnya.

Menurut Karina pesantren mempunyai peran sebagai pemimpin dan menjadi role model bagi masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan masalah lingkungan ini. “Pesantren dalam menyambung juang adalah sebagai katalisator. Pesantren bisa menjadi pemimpin dalam perubahan mengurangi dampak persoalan lingkungan yang ada saat ini,” ungkapnya.

Dalam acara Halaqah Nasional Memperingati Hari Santri “Jihad Santri Melestarikan Bumi” dan Workshop Pengelolaan Sampah di Pesantren dan Masyarakat dihadiri oleh 10 pesantren mitra P3M dalam program pengelolaan sampah di pesantren. Selain itu juga ada beberapa utusan dari pesantren se Jabodatabek dan mitra P3M. Tampak hadir pula pembicara dai KLHK dan Kementerian Agama Republik Indonesia. Acara sendiri berlangsung di Hotel Acacia Jakarta dari tanggal 29-31 Oktober 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *