P3M.OR.ID. Kiai Sahal Mahfud adalah salah satu orang yang berjasa dalam menghidupkan ilmu Ushul Fiqih di pesantren. Menurut Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nursalim kiprah Kiai Sahal dalam mengembangkan ilmu ushul fiqih sangat besar dengan melahirkan banyak kiai ahli di bidang ini.
Menurut Gus Baha, panggilan akrab Kiai Bahauddin Nursalim, keilmuan ushul fiqih Kiai Sahal tersambung hingga Syekh Abu Bakar Syatho. ’’Karena Mbah Sahal ngaji sama Mbah Zubair, dan Mbah Zubair ngaji sama Mbah Faqih Mas Kumambang. Mbah Faqih seangkatan dengan Syekh Mahfudz Termas, dan Mbah Mahfudz ngaos (ngaji) sama Syekh Abu Bakar Syatho,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Gus Baha, Kiai Sahal juga ulama yang memiliki peran besar dalam menggerakkan Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan pernah menduduki posisi tertinggi di NU. Menurut Gus Baha, ushul fiqih adalah ilmu yang sangat sulit. Kiai asal Rembang, Jawa Tengah, memberikan ilustrasinya dengan anekdot bahwa kiai yang mengajar ushul fiqih bisa langsung pusing karena kerumitan ilmunya.
Haul Kiai Sahal
Hal tersebut disampaikan Gus Baha dalam haul KH MA Sahal Mahfudh di Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah, Sabtu (22/9). Gus Baha dalam tausiahnya juga memberikan banyak kajian tentang ushul fiqih. Mulai teori hingga contoh yang terjadi di masyarakat. Hal ini, menurutnya, merupakan bentuk penghormatan kepada Kiai Sahal yang sangat mencintai ilmu ushul fiqih. Bahkan, Gus Baha meyakini bahwa beliau memiliki keinginan agar agama Islam terus terjaga dengan dua ilmu utama, fiqih dan ushul fiqih. “Kulo (saya) itu lama melakukan diskusi soal fiqih dan ushul fiqih,” lanjutnya pada laman nu.or.id.
Sekadar informasi rangkaian acara haul berlangsung sejak 15 September 2024 hingga puncaknya Sabtu (22/9/2024) malam. Di antara kegiatannya adalah seminar kesehatan pesantren, bahtsul masail se-Jawa, seminar keperempuanan, pengobatan gratis dan donor darah, sanad ma’had aly, wisuda ma’had aly, khataman Al-Qur’an, temu alumni, serta tahlil dan doa