Kabar P3M

Pesantren Al Ihya: Kami Tak Keberatan Soal GKI Yasmin

32
×

Pesantren Al Ihya: Kami Tak Keberatan Soal GKI Yasmin

Sebarkan artikel ini
Pesantren Al Ihya Bogor Jawa Barat menegaskan pihaknya tak keberatan dengan keberadaan bangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin di dan membantah klaim dari Walikota Bogor soal penentangan keberadaan gereja tersebut oleh pihak Pesantren Al Ihya.
Pimpinan Pesantren Al-Ihya, Kiai Toto Mustofa menjelaskan, pihaknya mendambakan ketentraman di setiap lapisan masyarakat yang dapat hidup damai dalam kemajemukan. “Sepanjang itu sesuai dengan hukum, kenapa kami harus merasa keberatan? Kecuali kalau pembangunan gedung itu terbukti ada manipulasi hukum. Apalagi kalau pembangunan gereja itu sifatnya liar,” ujarnya.
Kiai Toto pun bahkan mengingatkan bahwa mesjid pun dapat digugat jika melanggar hukum. “Jangankan pendirian gereja, pendirian masjid pun dapat kami gugat kalau nyata-nyata dibangun di atas lahan milik orang lain. Atau pun menjadi masjid yang sifatnya memecah belah umat. Jangankan gereja, masjid pun bisa kami protes kok. Masjid berpotensi memecah belah umat akan kami labrak. Jangankan gereja, gitu,” tegasnya.
Bahkan dirinya juga mengaku seringkali mengundang tokoh-tokoh dari agama lain untuk menyambangi pesantrennya. Tujuannya untuk menjalin kebersamaan dan memperkuat hubungan yang sudah terjalin baik selama ini. Hal ini dibenarkan oleh Juru Bicara GKI Yasmin, Bona Singgalingging yang mengatakan bahwa Pesantren Al-Ihya bersikap koperatif dan bersahabat. Bahkan belum lama ini jemaat GKI Yasmin diundang dalam pertemuan silaturahmi.
“Kiai Toto tetap pada posisinya selama ini. Tidak seperti yang digembar-gemborkan oleh Walikota Bogor Diani Budiarto. Beliau juga tidak keberatan sama sekali dengan berdirinya bangunan gereja di Jalan Abdullah bin Nuh itu. Yang penting dari pertemuan tadi adalah beliau menegaskan posisinya bahwa apa yang digembar-gemborkan oleh Walikota Bogor adalah kebohongan belaka. Karena Kiai Toto nampak menyambut kami dengan hangat sejak di teras rumahnya, dan ketika pulang pun kami dirangkul oleh beliau dan dikatakan sebagai sahabat,” ungkapnya.
Jika dalam kalangan masyarakat beragama sudah tidak mempermasalahkan lagi mengenai hal ini, kini ditunggu kinerja dan langkah pemerintah, apakah berani atau tidak untuk memindak tegas terhadap setiap pejabat negara yang menghalangi kebebasan beragama seperti Walikota Bogor.
Sumber: Jawab News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *