Pendidikan Quote Gus Dur
Pers ReleaseProfil PesantrenPublikasi

Peluncuran Buku Jihad Santri Merawat Bumi: 10 Kisah Inspiratif Pengelolaan Sampah di Pesantren

19
×

Peluncuran Buku Jihad Santri Merawat Bumi: 10 Kisah Inspiratif Pengelolaan Sampah di Pesantren

Sebarkan artikel ini
Peluncuran buku
Peluncuran buku Jihad Santri Merawat Bumi

P3M.OR.ID. Peringatan Hari Santri yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) tahun ini tampak beda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya peringatan kali ini ditandai dengan sebuah peluncuran buku berjudul Jihad Santri Merawat Bumi: 10 Kisah Inspiratif Pengelolaan Sampah di Pesantren. Buku ini secara epik menyajikan bagaimana sokoguru moral dan spiritual seperti pesantren, justru memilih untuk bergulat dengan masalah sampah yang sering dianggap remeh dan duniawi. Lebih dari sekadar kumpulan kisah sukses, buku ini merekam sebuah gerakan akar rumput yang lahir dari tempat tak terduga, memberikan narasi sosiologis penting di tengah krisis sampah nasional yang mendesak.

Menurut Direktur P3M, KH sarmidi Husna, “jihad” yang sering diterjemahkan dari makna konflik bersenjata menjadi perjuangan sungguh-sungguh untuk merawat bumi. Dalam pengantartya Kiai Sarmidi menjelaskan, landasan program ini adalah kaidah fikih ad-dhararu yuzaalu, yang berarti setiap kemudaratan atau mara bahaya harus dihilangkan. Dengan mendefinisikan sampah yang tidak terkelola sebagai madharat (penyebab penyakit, pencemaran, dan kerusakan sosial), maka buku ini mengangkat pengelolaan sampah dari sekedar tugas kebersihan menjadi kewajiban agama. ”Memaknai ulang jihad”, lanjut Kiai Sarmidi, harus dilakukan dalam kerangka yang konstruktif, pro-sosial, dan berwawasan ekologis, menjadi urgen. Ini adalah langkah yang mengubah tugas duniawi semata menjadi mandat duniawi dan ukhrawi, membuka sumber motivasi dan otoritas moral yang luar biasa dalam komunitas pesantren.

Prinsip Penting

Buku “Jihad Santri Merawat Bumi” ini bukan sekedar kumpulan cerita inspiratif, melainkan catatan kebangkitan gerakan lingkungan akar rumput yang autentik secara spiritual dan sangat praktis, menyajikan model aksi iklim berbasis komunitas yang dapat direplikasi. Kiai Sarmidi menambahkan, santri mempunyai tiga prinsip hidup. Pertama, komitmen untuk melaksanakan fardhu ain, seperti santri saat terlibat dalam jihad melawan penjajah. Santri banyak yang ikut terlibat dalam perang waktu itu. Kedua, komitmen meninggalkan dosa besar. Hal terlihat dalam perilaku santri yang tidak berani melakukan dosa besar.

“Prinisp ketiga ini sangat penting yaitu prinsip hubungan dengan Allah dan makhluk (hablun minallah wa hablun minannas). Nah, ini sering kita temukan adalah teledor. Sekarang waktunya santri bukan berjuang melawan penjajah tyetapi juga berjihad merawat bumi. Inilah problem yang kita dapi sekarang,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Sarmidi P3M ingin membumikan ekoteologi untuk mewujudkan keadilan ekologi. “Kita harus membumikan ekoteologi menjadi bermakna dan bermanfaat bagi masyarakat. Ekotelogi tidak hanya dalam program saja, tetapi dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Ekoteologi bukan wacana atau panggung seminar, tetapi harus dibumikan agar ekoteologi menjadi bermakna dan berdampak bagi masyarakat,” jelas Kiai Sarmidi.

Gelar Bumi

Buku ini merupakan kisah perjalanan pesantren dalam program bernama GELAR BUMI (Gerakan Santri Merawat Bumi), sebuah kolaborasi antara Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dengan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia. Program ini awalnya menjangkau 10 pesantren percontohan di Jawa melalui tiga tahapan krusial. Keberhasilan program ini terletak pada kemampuannya mengintegrasikan gagasan teologis dengan teknologi yang membawa dampak ekonomi secara nyata.

Acara yang berlangsung di Hotel Acacia ini dihadiri banyak tokoh, antara lain: KH. Yusuf Chudlori (pengasuh Pesantren API Tegalrejo); Prof. Amin Suyitno (Direktur Jenderal Pendidikan Islam). Di samping itu hadir juga Lucia Karina (Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia), KH Miftah Faqih (Ketua PBNU), kiai, pengasuh dan para santri. Acara peluncuran buku dan workshop ini dilaksanakan dari tanggal 28 hingga 30 Oktober 2025 di Jakarta.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *