Semarang – Dibanding keluaran sekolah, alumni pesantren dinilai lebih berperan secara aktif di masyarakat. Keaktifan mereka bahkan tidak hanya terbatas pada wilayah keagamaan. Mereka bahkan memiliki kesadaran untuk membangun masyarakatnya di sektor perekonomian, sosial, dan juga politik.
Demikian dikatakan Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh dalam halaqah ulama yang menjadi rangkaian acara Rapat Kerja Wilayah pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Jawa Tengah di asrama haji Islamic Centre Jawa Tengah, Sabtu (18/1).
Dalam halaqah bertema “Peran Strategis RMI dalam Pemberdayaan Pesantren Salaf”, Kiai Ubaidillah mengatakan, “Kiprah sosial alumni menjadi bagian tak terpisahkan dari pesantren salaf itu sendiri.”
Ia menyatakan, ketika sampai di rumah etos kerja alumni pesantren jauh lebih baik dari pada alumni sekolah-sekolah. Namun, ia tidak memberikan penilaian mutlak. Menurutnya, alumni pesantren yang aktif itu ialah mereka yang sudah mathon.
Sekurangnya, lanjut Kiai Ubaidillah, mereka sudah khatam dari pesantren tersebut, bukan mereka yang DO (drop out) dari pesantren. Pesantren, menurutnya, hanya memberikan ilmu dasar untuk menjalani kehidupan. Bila sudah lulus dari pesantren, “Pasti pikiran mereka keluar sendiri,” tegas Kiai Ubaidullah sambil menepis anggapan suram kehidupan santri setelah lulus. (Mukhamad Zulfa/Alhafiz K)
Post: NU Online
Link: http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,49562-lang,id-c,daerah-t,Alumni+Pesantren+Lebih+Aktif+di+Masyarakat-.phpx